Ini Penjelasan Joko Mogoginta Cs Soal Kisruh RUPS AISA

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 July 2018 23:15
Kisruh RUPS AISA mulai terjadi ketika agenda pengesahan laporan keuangan 2017 dan puncaknya pada agenda pergantian seluruh direksi.
Foto: CNBC Indonesia/Monica Wareza
Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang digelar hari ini berlangsung cukup pelik. Pasalnya, empat agenda yang digelar perusahaan hari ini menimbulkan konflik antar pemegang saham.

Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera Food Stefanus Joko Mogoginta mengatakan dari awal pelaksanaan RUPST masih berlangsung lancar, namun saat agenda kedua yakni penetapan laporan keuangan 2017 ruangan mulai ramai.

"Waktu agenda kedua itu mulai banyak yang bertanya sampai dengan notaris bingung jadi akhirnya dicatat. Ramai sekali itu. Saya mengamati saja, tidak banyak omong," kata Joko Mogoginta di Kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (27/7).

Dia menilai untuk agenda kedua ini masih belum ada keputusan yang jelas, meski sebagian besar pemegang saham keberatan dengan hasil audit keuangan perusahaan sepanjang 2017 lalu. Namun agenda terus dilanjutkan untuk menentukan kantor akuntan publik untuk tahun buku 2018.

"[Agenda] keempat mulai, kami siapkan itu skenario memberhentikan direksi yang lama kemudian mengangkat yang baru. Di situ memang kami ikuti aturan kalau komisaris ada sepertiga suara dan direksi juga begitu," sambung dia.

Namun hal ini dinilai menjadi sumber kericuhan lagi dalam RUPST tesebut.

Menurut Komisaris Utama AISA Anton Apriyantono, pada 25 Juli 2018 dilakukan pertemuan Board of Commissioner (BoC) yang mengusulkan pergantian direksi secara sepihak. Artinya tak ada pemungutan suara dari pemegang saham untuk aksi tersebut.

"Tapi Pak Anton dari agenda kedua sudah meminta untuk menunda tapi Pak Jaka [Prasetya] (komisaris perwakilan dari KKR Asset Management) ngomong terus dan ingin divoting. Sedangkan kami sudah menyarankan dengan dasar dari pilihan pemegang saham sesuai aturan. Di situ jadi ricuh," tambah Joko Mogoginta.

Menurut dia terdapat beberapa kesepakatan antara BoC yang membuat komisaris utama perusahaan tertekan. Namun tetap melangsungkan agenda penunjukan direksi baru.

"Di situ mulai panas dan teriak-teriak dan saya masih diam," imbuh Joko Mogoginta.

Pilihan Joko Cs akhirnya keluar dari ruangan RUPST tersebut karena adanya perdebatan antara komisaris perusahaan perihal kesepakatan yang dibuat jelang RUPST berlangsung.

"Ya kalau RUPST sekarang masih berjalan pasti karena ada tekanan dari mana-mana," kata dia.



(roy) Next Article Penampakan Ratusan Investor Produsen Taro Antre Ikut RUPS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular