
Aset Turun Rp 5 T, Kinerja Bank DKI Kurang Memuaskan
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
27 July 2018 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank DKI, bank milik Pemprov DKI Jakarta, mencatatkan pertumbuhan negatif dalam kinerja semester I-2018.
Bank yang dipimpin oleh Kresno Sediarsi sebagai Direktur Utama ini, mencatatkan total aset Rp 46,42 triliun pada Juni 2018, turun sebesar Rp 5 triliun atau sekitar 9,72% dari posisi akhir 2017 yang tercatat Rp 51,42 triliun. Bila dibandingkan dengan Juni 2017 yang tercatat Rp 47,25 triliun, aset Bank DKI turun sekitar Rp 830 miliar.
Penurunan aset disebabkan pengurangan penempatan pada Bank Indonesia (BI) dan Bank lain, yang dipengaruhi turunnya dana pihak ketiga (DPK), terutama pada giro dan tabungan.
Penempatan pada BI turun sekitar Rp 6 triliun dalam 6 bulan menjadi Rp 4,12 triliun pada akhir Juni 2018. Sementara penempatan pada bank lain juga turun sekitar Rp 400 miliar dalam 6 bulan menjadi Rp 1,82 triliun pada akhir Juni 2018.
Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan DPK sebesar Rp 3,17 triliun menjadi Rp 35,16 triliun pada akhir Juni 2018, dibandingkan akhir 2017 sebesar Rp 38,33 miliar. Bila dibandingkan dengan Juni 2017 yang tercatat Rp 35,41 triliun, DPK Bank DKI turun sekitar Rp 250 miliar.
Meski mencatatkan pertumbuhan negatif di total asset dan DPK, namun Bank DKI berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada kredit sebesar 9,33% dari Rp25,52 triliun per Juni 2017 menjadi Rp27,90 triliun per Juni 2018.
Berdasarkan siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 64,37% dari Rp351,62 miliar per Juni 2017 menjadi Rp577,96 miliar per Juni 2018. Pertumbuhan kredit di sektor mikro didorong oleh pengembangan jaringan kantor Bank DKI di lokasi-lokasi pasar di DKI Jakarta.
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong kenaikan loan to deposit ratio (LDR) menjadi 79,37% pada Juni 2018, sementara tahun sebelumnya tercatat 72,07%. Adapun laba bersih Bank DKI pada periode semester I/2018 mencapai Rp 356,39 miliar, naik 3,5% dari setahun lalu yang tercatat Rp 344,11 miliar.
(dob/dob) Next Article Krusial Bagi Jakarta, Bank DKI Raih The Best Regional Bank
Bank yang dipimpin oleh Kresno Sediarsi sebagai Direktur Utama ini, mencatatkan total aset Rp 46,42 triliun pada Juni 2018, turun sebesar Rp 5 triliun atau sekitar 9,72% dari posisi akhir 2017 yang tercatat Rp 51,42 triliun. Bila dibandingkan dengan Juni 2017 yang tercatat Rp 47,25 triliun, aset Bank DKI turun sekitar Rp 830 miliar.
Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan DPK sebesar Rp 3,17 triliun menjadi Rp 35,16 triliun pada akhir Juni 2018, dibandingkan akhir 2017 sebesar Rp 38,33 miliar. Bila dibandingkan dengan Juni 2017 yang tercatat Rp 35,41 triliun, DPK Bank DKI turun sekitar Rp 250 miliar.
Meski mencatatkan pertumbuhan negatif di total asset dan DPK, namun Bank DKI berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada kredit sebesar 9,33% dari Rp25,52 triliun per Juni 2017 menjadi Rp27,90 triliun per Juni 2018.
Berdasarkan siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 64,37% dari Rp351,62 miliar per Juni 2017 menjadi Rp577,96 miliar per Juni 2018. Pertumbuhan kredit di sektor mikro didorong oleh pengembangan jaringan kantor Bank DKI di lokasi-lokasi pasar di DKI Jakarta.
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong kenaikan loan to deposit ratio (LDR) menjadi 79,37% pada Juni 2018, sementara tahun sebelumnya tercatat 72,07%. Adapun laba bersih Bank DKI pada periode semester I/2018 mencapai Rp 356,39 miliar, naik 3,5% dari setahun lalu yang tercatat Rp 344,11 miliar.
(dob/dob) Next Article Krusial Bagi Jakarta, Bank DKI Raih The Best Regional Bank
Most Popular