Bergerak Malu-malu, Rupiah Terlemah Ketiga di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 July 2018 12:45
Investor Malu-malu, Pasar Minim Dinamika
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Situasi regional yang kondusif membuat pelemahan rupiah lebih didorong oleh sentimen domestik. Di pasar saham, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 62,1 miliar pada penutupan perdagangan Sesi I.

Sementara di pasar obligasi, tekanan jual juga terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan. Pada pukul 12:31 WIB, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik 1,9 basis poin menjadi 7,752%. Kenaikan yield menujukkan harga sedang turun, pertanda sedang ada aksi jual. 

Namun, aksi jual di pasar saham maupun obligasi sepertinya tipis saja. Situasi ini menunjukkan sebenarnya pasar sedang kurang dinamis, kurang semarak. 

Penyebabnya bisa jadi investor tengah menantikan hasil dari kebijakan penyelematan rupiah baik oleh Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah. BI sudah berupaya dengan menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin dalam 3 bulan untuk memancing arus modal asing, yang bisa menjadi pijakan penguatan rupiah. 

Sementara pemerintah mewacanakan untuk menunda proyek-proyek infrastruktur non-prioritas untuk mengurangi beban impor. Tingginya impor adalah salah satu penyebab utama depresiasi rupiah, karena banyak devisa yang 'terbang' ke luar negeri. 

Penundaan ini bisa saja berdampak negatif terhadap saham-saham infrastruktur dan konstruksi serta industri-industri pendukungnya seperti baja atau semen. Permintaan akan berkurang sehingga laba bisa tertekan. Nampaknya investor ingin memantau dampak ini terlebih dulu, apakah bernar-benar terjadi atau hanya persepsi. 

Perilaku investor yang masih wait and see ini kemudian membuat rupiah juga bergerak malu-malu. Menguat tidak, melemah pun sangat tipis cenderung stagnan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular