
Kinerja Moncer, Begini Prospek Kinerja Saham PTBA
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
26 July 2018 15:24

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) baru saja menyampai laporan keuangan semester I-2018 yang cukup memuaskan. Perseroan berhasil membukukan pendapatan Rp 10,5 triliun atau bertumbuh 117,4% (year on year).
Dari sisi volume, PTBA membukukan penurunan penjualan untuk pasar domestik sebesar 52,4% ke 6,4 metric ton dibandingkan 2017 yang bertumbuh 59,3%.
"Namun volume ekspor secara bertahap melonjak, mengimbangi batas harga penjualan domestik," kata Analis BNI Sekuritas Dessy Palagu dalam riset yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (26/7/2018).
PT BNI Sekuritas menilai kinerja kuartal II-2018 sesuai dengan ekspektasi. COGS bertumbuh 8,56% (yoy) ke posisi Rp 6,1 triliun dengan kontribusi terbesar dari jasa dari pihak ketiga yang meroker 667,64% (yoy). Sedangkan segmen suku cadang juga mencatat peningkatkan 118,18% (yoy).
Di sisi lain, perusahaan berhasil menjaga kinerja keuangan dengan baik dengan menekan sebagian besar pengeluaran. Hasilnya, laba operasional bertumbuh 42,2% (yoy) ke angka Rp 3,52 triliun dengan laba bersih meningkat 50% ke angka Rp 2,62 triliun.
Dilihat dari rasio keuangan, gross profit margin (GPM) tercatat 42%, diikuti oleh operating profit margin (OPM) yang tercatat 33% dan net profit margin (NPM) 25%. Sementara dibandingkan tahun lalu, GPM tercatat sama dan OPM mencapai 28% dan NPM 13%.
Dengan melihat kinerja tersebut, BNI Sekuritas merekomendasikan investor untuk tetap membeli saham PTBA dengan harga baru di level Rp 4.855/saham atau meningkat dibandingkan target harga sebelumnya yang mencapai Rp 3.450/saham (berdasarkan metode DFC WACC 7,55% da Beta 0,72).
"Target harga kami mencerminkan pertumbuhan EPS PTBA sebesar 12-31% untuk periode 2018-2019 dengan pendapatan ditargetkan bertumbuh 11-17%,"jelas Dessy.
Sedangkan secara year to date, harga saham PTBA telah meningkat secara persisten 70,6%. Sementara saham PTBA saat ini diperdagangkan pada sebanyak 9.07x-6.93x untuk perdagangan 2018-2019, lebih tinggi dari rata-rata peers yakni 6,82-6,45x.
(git/hps) Next Article Ramai-Ramai Diborong Asing, Saham PTBA Terbang
Dari sisi volume, PTBA membukukan penurunan penjualan untuk pasar domestik sebesar 52,4% ke 6,4 metric ton dibandingkan 2017 yang bertumbuh 59,3%.
"Namun volume ekspor secara bertahap melonjak, mengimbangi batas harga penjualan domestik," kata Analis BNI Sekuritas Dessy Palagu dalam riset yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (26/7/2018).
PT BNI Sekuritas menilai kinerja kuartal II-2018 sesuai dengan ekspektasi. COGS bertumbuh 8,56% (yoy) ke posisi Rp 6,1 triliun dengan kontribusi terbesar dari jasa dari pihak ketiga yang meroker 667,64% (yoy). Sedangkan segmen suku cadang juga mencatat peningkatkan 118,18% (yoy).
Di sisi lain, perusahaan berhasil menjaga kinerja keuangan dengan baik dengan menekan sebagian besar pengeluaran. Hasilnya, laba operasional bertumbuh 42,2% (yoy) ke angka Rp 3,52 triliun dengan laba bersih meningkat 50% ke angka Rp 2,62 triliun.
Dilihat dari rasio keuangan, gross profit margin (GPM) tercatat 42%, diikuti oleh operating profit margin (OPM) yang tercatat 33% dan net profit margin (NPM) 25%. Sementara dibandingkan tahun lalu, GPM tercatat sama dan OPM mencapai 28% dan NPM 13%.
Dengan melihat kinerja tersebut, BNI Sekuritas merekomendasikan investor untuk tetap membeli saham PTBA dengan harga baru di level Rp 4.855/saham atau meningkat dibandingkan target harga sebelumnya yang mencapai Rp 3.450/saham (berdasarkan metode DFC WACC 7,55% da Beta 0,72).
"Target harga kami mencerminkan pertumbuhan EPS PTBA sebesar 12-31% untuk periode 2018-2019 dengan pendapatan ditargetkan bertumbuh 11-17%,"jelas Dessy.
Sedangkan secara year to date, harga saham PTBA telah meningkat secara persisten 70,6%. Sementara saham PTBA saat ini diperdagangkan pada sebanyak 9.07x-6.93x untuk perdagangan 2018-2019, lebih tinggi dari rata-rata peers yakni 6,82-6,45x.
(git/hps) Next Article Ramai-Ramai Diborong Asing, Saham PTBA Terbang
Most Popular