
Rupiah Bergejolak, Berapa Laba United Tractor Semester I?
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
25 July 2018 17:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Grup Astra dan anak usahanya akan segera dipublikasikan. Hari ini, kinerja PT Astra OIoparts Tbk (AUTO) sudah keluar. Berikut prediksi konsensus analis dan pelaku pasar terhadap PT United Tractors Tbk (UNTR).
UNTR diprediksi dapat membukukan laba bersih Rp 2,48 triliun pada kuartal II-2018. Angka itu turun 1,58% dari realisasi laba bersih kuartal I-2018 emiten Rp2,52 triliun.
Berdasarkan konsensus tiga analis yang dikompilasi Reuters, masing-masing analis memprediksi laba bersih emiten pada kuartal II-2018 Rp 2,26 triliun, Rp 2,53 triliun, dan Rp 2,64 triliun.
Salah satu analis ada yang optimistis laba bersih emiten akan naik pada kuartal II-2018 adalah Head of Research PT Bahana Sekuritas Andri Ngaserin dan tim dengan prediksi Rp 2,64 triliun (+38% YoY, +5% QoQ). Dua analis lain tidak diungkap identitas maupun detail risetnya oleh Reuters.
Dalam risetnya tertanggal 4 Juli 2018, dia menyatakan anak usaha penjualan alat berat dan pertambangan milik PT Astra International Tbk (ASII) tersebut mayoritas akan ditopang oleh kinerja segmen pertambangannya. Segmen tambang United Tractors berada di bawah bendera anak usahanya yang bernama PT Pamapersada Nusantara (Pama).
Andri dan tim memprediksi Pama akan mampu membukukan volume batu bara 30 juta ton (+10% YoY, +13% QoQ) dan pembuangan lapisan pelapis (overburdern removal) 236 juta bcm (+23% YoY, +14% QoQ) pada periode tersebut.
Dia juga memprediksi volume batu bara setelah Mei 2018 akan melemah karena libur lebaran pada Juni.
Pendorong kinerja lain adalah kontribusi alat berat 3.800 unit (+84% YoY, +12% QoQ), meskipun mereka mengamati bahwa perbaikan antar kuartal akan ditopang dari sektor non-tambang, yang dicerminkan dari rerata harga jual (ASP) yang turun.
Kami memprediksi pendapatan tambang akan turun QoQ, dengan bantuan dari kenaikan harga yang diimbangi oleh turunnya volume produksi (gangguan logistik sungai pada musim libur Lebaran).
Jika prediksi kuartal II-2018 tersebut sesuai dengan prediksi Andri dan tim, maka laba semester I-2018 akan mencapai Rp 5,1 triliun atau 54% dari prediksi setahun penuh konsensus.
Secara historis, kinerja semester II-2018 UNTR secara substansial akan lebih baik daripada kinerja periode semester I-2018 karena kekuatan musiman pada operasional Pama.
Prediksi Kinerja, Asumsi Dolar AS, dan Target Price
Bahana Sekuritas baru menaikkan prediksi laba bersih 2018/2019/2020 sebesar 20%-23% terutama karena faktor stripping ratio yang naik, dan juga naiknya volume produksi batu bara yang naik dan kenaikan ASP.
Andri dan tim juga menaikkan asumsi nilai tukar dolar AS/rupiah menjadi Rp 14.500 per dolar AS (dari sebelumnya Rp 13.850 per dolar AS) karena depresiasi rupiah.
TP untuk UNTR juga direvisi menjadi Rp 41.100 (dari sebelumnya Rp 42.100) dengan dasar target valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) yang turun menjadi 13 kali (dari sebelumnya 16 kali), yang setara dengan rerata 10 tahun terakhir.
Menurut Andri dan tim, katalis kunci dari UNTR yaitu 1. Berlanjutnya momentum operasional yang kuat, 2. Kinerja laba kuartalan yang biasanya melampaui prediksi pasar, 3. Berlanjutnya penguatan harga batu bara, 4. Berlanjutnya depresiasi rupiah.
Di sisi lain, risiko kunci untuk UNTR adalah, yaitu Perlambatan China yang besar akan berdampak pada dinamika permintaan/suplai batu bara thermal dan negatif bagi UNTR secara tidak langsung, 2. Koreksi harga batu bara.
(hps/hps) Next Article Kinerja Lampaui Ekspektasi, Saham UNTR Naik 0,93%
UNTR diprediksi dapat membukukan laba bersih Rp 2,48 triliun pada kuartal II-2018. Angka itu turun 1,58% dari realisasi laba bersih kuartal I-2018 emiten Rp2,52 triliun.
Berdasarkan konsensus tiga analis yang dikompilasi Reuters, masing-masing analis memprediksi laba bersih emiten pada kuartal II-2018 Rp 2,26 triliun, Rp 2,53 triliun, dan Rp 2,64 triliun.
Dalam risetnya tertanggal 4 Juli 2018, dia menyatakan anak usaha penjualan alat berat dan pertambangan milik PT Astra International Tbk (ASII) tersebut mayoritas akan ditopang oleh kinerja segmen pertambangannya. Segmen tambang United Tractors berada di bawah bendera anak usahanya yang bernama PT Pamapersada Nusantara (Pama).
Andri dan tim memprediksi Pama akan mampu membukukan volume batu bara 30 juta ton (+10% YoY, +13% QoQ) dan pembuangan lapisan pelapis (overburdern removal) 236 juta bcm (+23% YoY, +14% QoQ) pada periode tersebut.
Dia juga memprediksi volume batu bara setelah Mei 2018 akan melemah karena libur lebaran pada Juni.
Pendorong kinerja lain adalah kontribusi alat berat 3.800 unit (+84% YoY, +12% QoQ), meskipun mereka mengamati bahwa perbaikan antar kuartal akan ditopang dari sektor non-tambang, yang dicerminkan dari rerata harga jual (ASP) yang turun.
Kami memprediksi pendapatan tambang akan turun QoQ, dengan bantuan dari kenaikan harga yang diimbangi oleh turunnya volume produksi (gangguan logistik sungai pada musim libur Lebaran).
Jika prediksi kuartal II-2018 tersebut sesuai dengan prediksi Andri dan tim, maka laba semester I-2018 akan mencapai Rp 5,1 triliun atau 54% dari prediksi setahun penuh konsensus.
Secara historis, kinerja semester II-2018 UNTR secara substansial akan lebih baik daripada kinerja periode semester I-2018 karena kekuatan musiman pada operasional Pama.
Prediksi Kinerja, Asumsi Dolar AS, dan Target Price
Bahana Sekuritas baru menaikkan prediksi laba bersih 2018/2019/2020 sebesar 20%-23% terutama karena faktor stripping ratio yang naik, dan juga naiknya volume produksi batu bara yang naik dan kenaikan ASP.
Andri dan tim juga menaikkan asumsi nilai tukar dolar AS/rupiah menjadi Rp 14.500 per dolar AS (dari sebelumnya Rp 13.850 per dolar AS) karena depresiasi rupiah.
TP untuk UNTR juga direvisi menjadi Rp 41.100 (dari sebelumnya Rp 42.100) dengan dasar target valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) yang turun menjadi 13 kali (dari sebelumnya 16 kali), yang setara dengan rerata 10 tahun terakhir.
Menurut Andri dan tim, katalis kunci dari UNTR yaitu 1. Berlanjutnya momentum operasional yang kuat, 2. Kinerja laba kuartalan yang biasanya melampaui prediksi pasar, 3. Berlanjutnya penguatan harga batu bara, 4. Berlanjutnya depresiasi rupiah.
Di sisi lain, risiko kunci untuk UNTR adalah, yaitu Perlambatan China yang besar akan berdampak pada dinamika permintaan/suplai batu bara thermal dan negatif bagi UNTR secara tidak langsung, 2. Koreksi harga batu bara.
(hps/hps) Next Article Kinerja Lampaui Ekspektasi, Saham UNTR Naik 0,93%
Most Popular