IMF: Dolar AS Overvalued, Yuan Sesuai Fundamentalnya

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 July 2018 07:25
Yuan menyentuh level terendahnya dalam 13 bulan terakhir di 6,83 per dolar AS pada hari Selasa.
Foto: Reuters
Washington, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Selasa (24/7/2018) mengatakan dolar Amerika Serikat (AS) overvalued atau di atas nilai yang sebenarnya. Sementara itu, lembaga internasional itu menyebut yuan China telah sesuai dengan nilai fundamentalnya.

Di sisi lain, hampir separuh dari neraca transaksi berjalan global saat ini dalam kondisi yang melampaui batas sehingga menambah risiko pertumbuhan dan ketegangan perdagangan.

IMF dalam laporan tahunan External Sector Report yang menilai kurs serta defisit dan surplus transaksi berjalan juga mengatakan surplus dan defisit transaksi berjalan kini semakin terpusat di negara-negara maju.

Laporan itu dibuat berdasarkan data dan proyeksi staf IMF per 22 Juni lalu.

Namun, yuan telah terdepresiasi tajam dalam beberapa pekan terakhir akibat ketegangan perdagangan dengan AS yang makin tinggi, dilansir dari Reuters.

Mata uang China itu menyentuh level terendahnya dalam 13 bulan terakhir di 6,83 per dolar AS pada hari Selasa. Otoritas China memberi sinyal pelonggaran moneter lebih jauh untuk memperkuat perekonomian di tengah perang dagang dengan AS.


Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada Reuters hari Jumat lalu bahwa ia mencemaskan pelemahan yuan dan kementeriannya "akan dengan sangat hati-hati meninjau apakah mereka [China] telah sengaja memanipulasi mata uangnya."

IMF memperkirakan surplus transaksi berjalan China naik tahun lalu menjadi 1,7% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan memasukkan Negeri Tirai Bambu ke dalam daftar negara dengan saldo yang berlebihan. Negara-negara lain yang memiliki surplus transaksi berjalan berlebihan, antara lain Jerman, Korea Selatan, Belanda, Swedia, dan Singapura.

Negara-negara yang disebut memiliki defisit transaksi berjalan berlebihan atau yang berutang terlalu banyak, di antaranya AS, Inggris, Turki, dan Argentina.

Laporan itu mengatakan staf IMF menilai dolar AS dihargai terlalu tinggi atau overvalued dibandingkan level yang diindikasikan oleh fundamental jangka menengahnya sekitar 8% hingga 16% tahun lalu.

Presiden AS Donald Trump telah melanggar protokol dalam beberapa hari terakhir dengan mengritik kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan telah menyebabkan kurs dolar menguat dan menggerus daya saing ekspor AS.
(prm) Next Article IMF: Yuan Melemah Namun Masih Wajar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular