Harga Saham TKIM dan INKP Jeblok, Ada Apa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 July 2018 13:16
Saham TKIM dan INKP membukukan penurunan harga yang cukup dalam pada rentang waktu yang singkat.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) membukukan penurunan harga yang cukup dalam pada rentang waktu yang singkat. Terhitung sejak 16 Juli 2018 hingga penutupan perdagangan kemarin (23/7/2018), harga saham TKIM telah melemah 9,6% (dari Rp 14.550/saham menjadi Rp 13.150/saham), sementara harga saham INKP turun 8,2% (dari Rp 19.900/saham ke Rp 18.275/saham).

Berdasarkan penelusuran tim riset CNBC Indonesia, tak ada informasi khusus yang menyebabkan harga saham kedua emiten jatuh cukup dalam. Aksi jual nampak dilakukan oleh investor lantaran kenaikan harganya yang sudah kelewat tinggi.

Sepanjang tahun ini (hingga 13 Juli), harga saham TKIM sudah meroket hingga 398,3%, sementara harga saham INKP meroket 268,5%. Jangan lupakan juga kenaikan harga saham kedua emiten sepanjang tahun lalu: harga saham TKIM naik 300%, sementara harga saham INKP melesat hingga 465,5%.

Sepanjang tahun 2017 dan tahun ini, aksi beli dilakukan oleh investor sebagai bentuk apresiasi atas kinclongnya kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun 2017, laba bersih TKIM meroket hingga 254,6% menjadi US$ 27,3 juta, dari yang sebelumnya US$ 7,7 juta pada tahun 2016. Kenaikan laba bersih salah satunya ditopang oleh kenaikan penjualan yang sebesar 1,5% menjadi US$ 1,01 miliar, dari yang sebelumnya US$ 996,9 juta.

Sepanjang tahun lalu, laba bersih INKP meroket hingga 103,9% menjadi US$ 413,2 juta, dari yang sebelumnya US$ 202,7 juta pada tahun 2016. Kenaikan laba bersih salah satunya ditopang oleh kenaikan penjualan yang sebesar 15% menjadi US$ 3,1 miliar, dari yang sebelumnya US$ 2,7 miliar.

Kinclongnya kinerja keuangan perusahaan berlanjut pada kuartal-I 2018. Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih TKIM meroket hingga 515,6% menjadi US$ 47,4 juta, dari yang sebelumnya US$ 7,7 juta pada periode yang sama tahun 2016. Penjualan naik sebesar 1,7% menjadi US$ 275,9 juta, dari yang sebelumnya US$ 271,3 juta.

Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih INKP naik hingga 80,8% menjadi US$ 155,1 juta, dari yang sebelumnya US$ 85,8 juta pada kuartal-I 2017. Penjualan naik sebesar 13,1% menjadi US$ 843,7 juta, dari yang sebelumnya US$ 746 juta.

Positifnya kinerja keuangan perusahaan tak lepas dari tingginya permintaan yang datang dari luar negeri, terutama China. Pada tahun 2017, ekspor produk kertas dari Indonesia ke China (termasuk kertas untuk kemasan) naik hingga 147,2% (dari US$ 163,9 juta menjadi US$ 405,1 juta). Kencangnya ekspor dipicu oleh pesatnya pertumbuhan e-commerce disana, yang salah satunya didorong oleh kehadiran Alibaba.

Mengutip situes ZDNet, per akhir Mei 2018 Alibaba memproses sebanyak 100 juta paket setiap harinya. Bahkan, perusahaan besutan Jack Ma itu telah mengungkapkan rencana investasi senilai US$ 100 miliar yuan dalam 5 tahun (US$ 15,58 miliar) guna meningkatkan kapasitas paket yang dapat ditangani menjadi 1 miliar paket setiap harinya.

Kertas kemasan merupakan produk dari TKIM dan INKP. Sepanjang tahun 2017, TKIM memproduksi kertas kemasan sebanyak 116.000 ton, sementara produksi INKP jauh lebih tinggi yakni sebesar 2,1 juta ton.

Kemudian, ada juga krisis tisu toilet di China yang pada akhirnya mendongkrak permintaan bubur kertas yang merupakan produk dari INKP.

Ambil Untung dan Sudah Kemahalan

Kenaikan harga saham kedua emiten yang sudah begitu kencang lantas memaksa investor untuk melakukan aksi ambil untung. Terlebih, sepanjang minggu lalu kondisi juga tak kondusif untuk memegang instrumen berisiko seperti saham; sepanjang minggu lalu, IHSG terkoreksi sebesar 1,2%.

Secara valuasi, saham TKIM juga bisa dibilang sudah relatif mahal. Mengutip Reuters, Price-Earnings Ratio (PER) dari saham TKIM adalah sebesar 42,27x, lebih tinggi dari PER indeks sektoralnya (industri dasar dan kimia) yang sebesar 23,84x. Sementara itu, PER dari INKP masih terbilang rendah yakni di level 14,31x.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy) Next Article Saham INKP & TKIM Meroket Lagi, Sampai Mana Batasnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular