Laba 2 Emiten Kertas Grup Sinarmas Ambles Lebih 30%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 April 2020 11:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja laba dua emiten kertas milik Sinar Mas pada 2019 drop cukup dalam yang dipicu penurunan pendapatan. Laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) drop 32,23% dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) anjlok 53,34% secara tahunan.
Laba bersih TKIM pada 2019 tercatat sebesar US$ 16,51 juta setara Rp 2,71 triliun (asumsi kurs Rp 16.300/US$). Menyusut dari US$ 245,70 juta di akhir 2018. Sementara laba bersih INKP menjadi senilai US$ 274,37 juta (Rp 4,47 triliun), turun dari US$ 588,12 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai laba per saham masing-masing perusahaan ini juga ikut tergerus menjadi senilai US$ 0,0535 dari US$ 0,0789 untuk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dan US$ 0,05015 yang merosot dari US$ 0,10750 untuk Indah Kiat Pulp & Paper.
Penurunan laba bersih kedua perusahaan ini disebabkan karena turunnya pendapatan. Pada akhir 2019, pendapatan INKP berkurang 3,36% YoY. Turun dari US$ 3,33 miliar menjadi sebesar US$ 3,22 miliar (Rp 52,53 triliun).
Nilai penjualan kertas dalam negeri Indah Kiat pada 2019 mengalami penurunan karena turunnya penjualan kepada pihak berelasi di dalam negeri menjadi senilai US$ 1,52 miliar dari US$ 1,77 miliar dan penjualan ke pihak ketiga yang juga turun menjadi US$ 1,54 miliar dari sebelumnya US$ 1,77 miliar.
Sementara itu, penjualan ekspor ke pihak berelasi juga turun signifikan. Pada 2018 perusahaan berhasil melakukan ekspor ke pihak berelasi ini senilai US$ 154,07 juta namun pada tahun berikutnya nilai penjualan ini turun menjadi hanya senilai US$ 83,74 juta.
Sedangkan penjualan ekspor ke pihak ketiga naik tipis menjadi senilai US$ 1,59 miliar di akhir tahun lalu dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 1,40 juta.
Selain itu, beban usaha juga mengalami naik tipis menjadi US$ 315,93 juta dari US$ 309,68 juta. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya beban penjualan menjadi US$ 173,27 juta dari sebelumnya US$ 153,05 juta.
Beban bunga pada periode ini juga ikut terkerek menjadi senilai US$ 190,29 juta dari sebelumnya US$ 176,98 juta.
Indah Kiat Pulp & Paper juga mengalami kerugian selisih kurs menjadi US$ 19,70 juta pada periode tahun lalu yang tak dialaminya di tahun sebelumnya.
Untuk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, nilai penjualan turun tipis sebesar 0,82% YoY menjadi U$ 1,04 miliar (Rp 17,06 triliun) dari sebelumnya pendapatan di 2018 senilai US$ 1,05 miliar.
Penjualan untuk pihak berelasi baik lokal maupun ekspor turun, menjadi sebesar US$ 390,93 juta dari US$ 400,48 juta untuk penjualan lokal dan US$ 147 ribu yang turun drastis dari US$ 18,09 juta untuk ekspor.
Beban usaha juga mengalami naik tipis menjadi US$ 80,94 juta dari US$ 75,79 juta. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya beban penjualan menjadi US$ 39,43 juta dari sebelumnya US$ 35,66 juta dan naiknya beban umum dan administrasi menjadi US$ 41,51 juta dari US$ 40,13 juta.
Beban bunga pada periode ini juga ikut terkerek menjadi senilai US$ 55,55 juta juta dari sebelumnya US$ 51,69 juta.
Perusahaan ini juga mengalami kerugian selisih kurs menjadi US$ 21,48 juta pada periode tahun lalu yang tak dialaminya di tahun sebelumnya.
(hps/hps) Next Article Industri Semen Belum Pulih, Tengok Laba Indocement Drop
Laba bersih TKIM pada 2019 tercatat sebesar US$ 16,51 juta setara Rp 2,71 triliun (asumsi kurs Rp 16.300/US$). Menyusut dari US$ 245,70 juta di akhir 2018. Sementara laba bersih INKP menjadi senilai US$ 274,37 juta (Rp 4,47 triliun), turun dari US$ 588,12 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai laba per saham masing-masing perusahaan ini juga ikut tergerus menjadi senilai US$ 0,0535 dari US$ 0,0789 untuk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dan US$ 0,05015 yang merosot dari US$ 0,10750 untuk Indah Kiat Pulp & Paper.
Penurunan laba bersih kedua perusahaan ini disebabkan karena turunnya pendapatan. Pada akhir 2019, pendapatan INKP berkurang 3,36% YoY. Turun dari US$ 3,33 miliar menjadi sebesar US$ 3,22 miliar (Rp 52,53 triliun).
Nilai penjualan kertas dalam negeri Indah Kiat pada 2019 mengalami penurunan karena turunnya penjualan kepada pihak berelasi di dalam negeri menjadi senilai US$ 1,52 miliar dari US$ 1,77 miliar dan penjualan ke pihak ketiga yang juga turun menjadi US$ 1,54 miliar dari sebelumnya US$ 1,77 miliar.
Sementara itu, penjualan ekspor ke pihak berelasi juga turun signifikan. Pada 2018 perusahaan berhasil melakukan ekspor ke pihak berelasi ini senilai US$ 154,07 juta namun pada tahun berikutnya nilai penjualan ini turun menjadi hanya senilai US$ 83,74 juta.
Sedangkan penjualan ekspor ke pihak ketiga naik tipis menjadi senilai US$ 1,59 miliar di akhir tahun lalu dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 1,40 juta.
Selain itu, beban usaha juga mengalami naik tipis menjadi US$ 315,93 juta dari US$ 309,68 juta. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya beban penjualan menjadi US$ 173,27 juta dari sebelumnya US$ 153,05 juta.
Beban bunga pada periode ini juga ikut terkerek menjadi senilai US$ 190,29 juta dari sebelumnya US$ 176,98 juta.
Indah Kiat Pulp & Paper juga mengalami kerugian selisih kurs menjadi US$ 19,70 juta pada periode tahun lalu yang tak dialaminya di tahun sebelumnya.
Untuk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, nilai penjualan turun tipis sebesar 0,82% YoY menjadi U$ 1,04 miliar (Rp 17,06 triliun) dari sebelumnya pendapatan di 2018 senilai US$ 1,05 miliar.
Penjualan untuk pihak berelasi baik lokal maupun ekspor turun, menjadi sebesar US$ 390,93 juta dari US$ 400,48 juta untuk penjualan lokal dan US$ 147 ribu yang turun drastis dari US$ 18,09 juta untuk ekspor.
Beban usaha juga mengalami naik tipis menjadi US$ 80,94 juta dari US$ 75,79 juta. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya beban penjualan menjadi US$ 39,43 juta dari sebelumnya US$ 35,66 juta dan naiknya beban umum dan administrasi menjadi US$ 41,51 juta dari US$ 40,13 juta.
Beban bunga pada periode ini juga ikut terkerek menjadi senilai US$ 55,55 juta juta dari sebelumnya US$ 51,69 juta.
Perusahaan ini juga mengalami kerugian selisih kurs menjadi US$ 21,48 juta pada periode tahun lalu yang tak dialaminya di tahun sebelumnya.
(hps/hps) Next Article Industri Semen Belum Pulih, Tengok Laba Indocement Drop
Most Popular