Pasar Obligasi Negara Tertekan Volatilitas Dolar AS

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
20 July 2018 17:25
Pasar obligasi pemerintah ditutup terkoreksi di penghujung pekan ini akibat volatilitas dolar Amerika Serikat.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah ditutup terkoreksi di penghujung pekan ini akibat volatilitas dolar Amerika Serikat, berkebalikan kondisi penguatan pasar ekuitas yang berbalik menguat (rebound) pada momen akhir perdagangan. 

Data Reuters menunjukkan harga seluruh seri surat berharga negara (SBN) terkoreksi dan mengangkat tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yieldsaling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield seri acuan menengah 15 tahun naik 15 basis poin (bps) menjadi 8,07% hari ini.

Pelemahan harga hari ini 'sukses' membuat yield seri FR0065 itu menembus level psikologis 8%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
 Di sisi lain, seri acuan 5 tahun mengalami kenaikan yield 10 bps menjadi 7,78%, seri acuan 10 tahun naik 9 bps menjadi 7,85%, dan acuan 20 tahun naik 6 bps menjadi 8,22%. 

Ariawan, Kepala Riset Fixed Income PT BNI Securities, menilai koreksi hari ini dan koreksi di hampir sepanjang pekan ini lebih disebabkan oleh volume tipis transaksi investor di pasar surat utang. 

"Karena volume kecil, naik dan turunnya mudah, terlebih sekarang sentimen negatif globalnya dari penguatan dolar AS lebih besar. Jadi bukan karena tekanan jual yang masif, tetapi karena volume kecil dan ditambah aksi jual yang kecil," ujarnya hari ini. 

Saat ini, lanjutnya, minat investor asing untuk masuk ke pasar obligasi pemerintah juga masih kecil mengingat fluktuatifnya nilai tukar rupiah akibat penguatan dolar AS. Karena itu, menurut dia, investor masih menunggu momentum terbaik untuk masuk yang dapat dilihat dari sisi stabilitas rupiah. 

Saat ini, kepemilikan asing di pasar obligasi masih mayoritas, tepatnya 37,92% (Rp 836,22 triliun) dari total surat utang pemerintah Rp 2.205 triliun. Persentase itu masih lebih baik dibanding posisi 9 Juli di mana porsi investor asing hanya 37,56%. 

Koreksi di pasar obligasi hari ini tidak terjadi di pasar mata uang dan saham. Di penghujung jam transaksi, pasar saham menguat dan koreksi rupiah berkurang. 

Rupiah hanya turun 5 poin (0,03%) menjadi Rp14.475 per dolar AS setelah di awal perdagangan sempat tembus Rp 14.500 per dolar AS, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dengan menguat 1 poin (0,02%) ke 5.872. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Rupiah Perkasa, Harga SUN Kembali Mengangkasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular