
BI Tak Lagi Pro-Growth, IHSG Terperosok ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 July 2018 16:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat direspons positif, kini investor menanggapi negatif hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode Juli 2018. Dalam konferensi pers yang belum lama selesai dilakukan, BI mengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan ditahan di level 5,25%.
Sebelum keputusan tersebut diumumkan, IHSG berada di level 5.893,9 atau nyaris lebih rendah dari posisi penutupan kemarin (17/7/2018) di level 5.890.73. Tak lama setelah itu, IHSG bergerak ke level level 5.897,1 atau naik 0,11%.
Walaupun para ekonom sudah sepakat bahwa suku bunga acuan akan dipertahankan, pelaku pasar sebelumnya nampak berhati-hati dalam berbelanja di pasar saham. Mereka takut akan ada kejutan dari bank sentral.
Masih segar di pikiran kita bagaimana suku bunga acuan dikerek hingga 50 basis poin (bps) pada RDG bulan lalu. Padahal, konsensus hanya memperkirakan kenaikan sebesar 25 bps kala itu.
Ketika kini sudah ada kepastian bahwa suku bunga acuan tidak dinaikkan, investor perlahan-lahan melakukan aksi beli.
Namun, kini IHSG sudah turun hingga 0,46% ke level 5.863,4. Adalah pernyataan dari sang gubernur Perry Warjiyo bahwa sikap (stance) dari bank sentral adalah hawkish yang membuat investor pada akhirnya kabur dari pasar saham.
"Stance kebijakan BI adalah hawkish. Fokus kami memang menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar rupiah," tegasnya.
Ini artinya, walaupun pada pertemuan bulan ini masih ditahan, pada pertemuan-pertemuan berikutnya suku bunga acuan sangat mungkin untuk kembali dikerek naik. Sepanjang tahun ini, BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 100bps melalui tiga kali RDG dalam waktu dua bulan.
Ketika suku bunga acuan kembali dinaikkan, laju ekonomi Indonesia bisa semakin lambat. Teranyar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 5,25% pada tahun ini, jauh di bawah asumsi dalam APBN 2018 yang sebesar 5,4%.
Di sisi lain, gaung 'pro-growth' yang sempat digembar-gemborkan oleh Perry beberapa waktu lalu kini tak lagi terdengar.
Investor kini sudah tancap gas melakukan price-in atas suramnya prospek perekonomian Indonesia dengan melepas saham-saham yang dimilikinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm) Next Article Gara-gara Pernyataan "Hawkish" BI, IHSG Ditutup Melemah
Sebelum keputusan tersebut diumumkan, IHSG berada di level 5.893,9 atau nyaris lebih rendah dari posisi penutupan kemarin (17/7/2018) di level 5.890.73. Tak lama setelah itu, IHSG bergerak ke level level 5.897,1 atau naik 0,11%.
Masih segar di pikiran kita bagaimana suku bunga acuan dikerek hingga 50 basis poin (bps) pada RDG bulan lalu. Padahal, konsensus hanya memperkirakan kenaikan sebesar 25 bps kala itu.
Ketika kini sudah ada kepastian bahwa suku bunga acuan tidak dinaikkan, investor perlahan-lahan melakukan aksi beli.
Namun, kini IHSG sudah turun hingga 0,46% ke level 5.863,4. Adalah pernyataan dari sang gubernur Perry Warjiyo bahwa sikap (stance) dari bank sentral adalah hawkish yang membuat investor pada akhirnya kabur dari pasar saham.
"Stance kebijakan BI adalah hawkish. Fokus kami memang menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar rupiah," tegasnya.
Ini artinya, walaupun pada pertemuan bulan ini masih ditahan, pada pertemuan-pertemuan berikutnya suku bunga acuan sangat mungkin untuk kembali dikerek naik. Sepanjang tahun ini, BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 100bps melalui tiga kali RDG dalam waktu dua bulan.
Ketika suku bunga acuan kembali dinaikkan, laju ekonomi Indonesia bisa semakin lambat. Teranyar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 5,25% pada tahun ini, jauh di bawah asumsi dalam APBN 2018 yang sebesar 5,4%.
Di sisi lain, gaung 'pro-growth' yang sempat digembar-gemborkan oleh Perry beberapa waktu lalu kini tak lagi terdengar.
Investor kini sudah tancap gas melakukan price-in atas suramnya prospek perekonomian Indonesia dengan melepas saham-saham yang dimilikinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm) Next Article Gara-gara Pernyataan "Hawkish" BI, IHSG Ditutup Melemah
Most Popular