
'Jika AS Berulah Lagi, Siap-siap Rupiah Kena Getahnya'
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
18 July 2018 15:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai peningkatan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak lagi liar. Namun, hal tersebut masih dipertanyakan keberlanjutannya.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menjelaskan faktor keberlanjutan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat tergantung dengan kebijakan Amerika Serikat.
"Apakah akan langgeng? Belum tentu, kalau Amerika membuat kebijakan baru lagi akan mengubah keseimbangan nilai tukar rupiah," ujar dia di Kantor LPS, Rabu (18/7/2018).
Sementara terkait kebijakan AS yang menyebabkan adanya perang dagang dengan China, dinilai tidak berdampak langsung kepada likuiditas dalam negeri. Perang dagang hanya satu dari dari berbagai kebijakan ekonomi AS.
"Dampaknya tidak direct impact ke likuiditas, tapi bisa mengubah persepsi keseimbangan baru di dunia," kata dia.
Perang dagang, lanjut Halim merupakan bagian dari strategi Donald Trump yang mengedepankan 'AS First'.
"AS menerapkan AS first, ada komponen seperti penurunan tingkat pajak yang membuat investasi lebih menarik di AS," ungkap dia.
Hal tersebut memang sempat membuat inflow keluar dari indonesia, namun adanya kebijakan kenaikan bunga acuan dari BI sudah mulai mengembalikan inflow ke Indonesia.
"Sudah ada inflow, asing sudah mau membeli SBN," ucap dia.
(dru) Next Article Dolar Tembus Rp 14.700, LPS: Dampaknya Tak Baik Bagi RI
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menjelaskan faktor keberlanjutan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat tergantung dengan kebijakan Amerika Serikat.
"Apakah akan langgeng? Belum tentu, kalau Amerika membuat kebijakan baru lagi akan mengubah keseimbangan nilai tukar rupiah," ujar dia di Kantor LPS, Rabu (18/7/2018).
"Dampaknya tidak direct impact ke likuiditas, tapi bisa mengubah persepsi keseimbangan baru di dunia," kata dia.
Perang dagang, lanjut Halim merupakan bagian dari strategi Donald Trump yang mengedepankan 'AS First'.
"AS menerapkan AS first, ada komponen seperti penurunan tingkat pajak yang membuat investasi lebih menarik di AS," ungkap dia.
Hal tersebut memang sempat membuat inflow keluar dari indonesia, namun adanya kebijakan kenaikan bunga acuan dari BI sudah mulai mengembalikan inflow ke Indonesia.
"Sudah ada inflow, asing sudah mau membeli SBN," ucap dia.
(dru) Next Article Dolar Tembus Rp 14.700, LPS: Dampaknya Tak Baik Bagi RI
Most Popular