Kaburnya Asing Cuekin Aja! Rupiah Aman, Tak Sampai Amburadul

Market - MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
10 August 2022 15:56
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kaburnya investor asing dari pasar surat berharga negara (SBN) tadinya menjadi momok menakutkan bagi banyak pihak. Hal ini mampu membuat pergerakan rupiah menjadi amburadul

Sekarang, situasi tersebut berubah drastis. Benar adanya pegerakan aliran modal keluar alias outflow. Akan tetapi pergerakan rupiah terbilang cukup stabil.

"Rupiah kini tidak terlalu banyak bergejolak," ungkap Senior Executive Vice President Treasury & International Banking BCA Branko Windoe dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (10/8/2022)

Berdasarkan data setelmen sampai dengan 4 Agustus 2022, outflow yang terjadi di pasar SBN mencapai Rp 129,86 triliun. Sementara rupiah masih bertengger di level Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat (AS).

Branko menambahkan likuiditas valutas asing, khususnya dolar AS di pasar terbilang cukup. Penyebabnya adalah ekspor Indonesia yang melonjak drastis dalam dua tahun terakhir dan bantuan eksportir dalam menyetorkan devisa hasil ekspor.

"Eksportir kini tidak ragu untuk mencairkan, makanya supply valas cukup kan." ujarnya.

Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan kaburnya asing sejak 2020 membuat kepemilikan atas SBN menjadi semakin menipis. Tadinya 40%, namun kini hanya 15%.

"Kalau 40% itu kita takut karena rupiah bisa amburadul," kata Purbaya pada kesempatan yang sama.

Keperkasaan rupiah juga ditopang oleh cadangan devisa yang masih relatif tinggi. BI mengumumkan pada pekan lalu bahwa cadangan devisa pada Juli 2022 berada di US$ 132,2 miliar.

Meskipun berkurang US$ 4,2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, tapi masih dinilai aman karena setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Rupiah Nyaris Rp 15.000/US$, Begini Suasana Money Changer


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading