ANZ: Rupiah Bisa Menguat hingga Rp 13.500 per Dolar AS

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
17 July 2018 07:51
Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah melampaui Rp 14.000, peluang penguatan masih terbuka untuk menembus level 13.500.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah hingga melampaui level psikologis Rp 14.000, Bank ANZ memperkirakan peluang penguatan masih terbuka untuk menembus level 13.500-an.

Dengan menggunakan pendekatan paritas daya beli (purchasing power parity/ PPP), bank asal Australia tersebut menilai rupiah saat ini cenderung dihargai terlalu murah terhadap dolar AS, masih jauh dari nilai wajarnya yang berada di level Rp 13.578.


"Rupiah agak undervalued (terlalu murah) setelah diperdagangkan di kisaran nilai wajarnya antara tahun 2016-2017," tutur Head of Asia Research Khoon Goh dalam laporan riset yang dirilis Senin (16/07/2018) tersebut.

Penguatan serupa juga terbuka untuk mata uang lainnya di Asia, seperti yuan China, ringgit Malaysia, won Korea hingga baht Thailand. Bahkan, ringgit diproyeksi memiliki potensi penguatan paling signifikan dibandingkan mata uang lainnya.

Faktor-faktor yang bisa mendukung penguatan tersebut di antaranya pergerakan inflasi, suku bunga obligasi tenor 10 tahun, tingkat investasi, tingkat perdagangan, dan pergerakan nilai tukar tersebut dalam jangka panjang.



Dengan menggunakan
model behavior equilbrium exchange rate (BEER) model, ANZ membuktikan bahwa faktor-faktor tersebut signifikan mempengaruhi pergerakan nilai tukar termasuk rupiah. 

Pada Senin (16/070/2018), rupiah menguat 0,03% di akhir perdagangan menyusul rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang neraca perdagangan Juni yang mencatatkan surplus US$1,74 miliar.   

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/prm) Next Article Sepekan Menguat 0,5% Lawan Dolar AS, Rupiah Jadi Raja Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular