Mengejutkan, RI Kebanjiran Impor Gabah Giling & Bawang Putih

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 July 2018 15:05
Nilai impor Indonesia pada Juni 2018 turun tajam setelah dalam beberapa bulan terakhir cukup menggeliat.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai impor Indonesia pada Juni 2018 turun tajam setelah dalam beberapa bulan terakhir cukup menggeliat. Total impor pada Juni mencapai US$ 11,26 miliar atau turun 36,27% (mtm), namun mencatatkan pertumbuhan 12,66% (yoy).

Secara bulan ke bulan, impor barang konsumsi, bahan baku penolong, dan barang modal kompak turun cukup signifikan. Impor barang konsumsi turun 41,85% (mtm), bahan baku penolong turun 35,21% (mtm) dan barang modal turun 37,81% (mtm).

Lantas, apa saja barang yang di impor Indonesia pada Juni 2018? Berikut rinciannya :

Barang Konsumsi

Total nilai impor barang konsumsi sepanjang Juni 2018 mencapai US$ 1 miliar turun 41,85% (mtm). Berikut beberapa barang konsumsi paling banyak di impor selama Juni 2018 :
  • Gabah giling/setengah digiling US$ 83,2 juta
  • Bawang putih US$ 25,9 juta
  • Pier segar US$ 21,2 juta
  • Obat lainnya US$ 11,2 juta
  • Bahan mainan US$ 6,2 juta

Bahan Baku Penolong


Total nilai impor bahan baku penolong sepanjang Juni 2018 mencapai US$ 8,50 miliar atau turun 35,21% (mtm). Berikut beberapa bahan baku penolong yang paling banyak di impor selama Juni 2018 :
  • Gula mentah US$ 156, 1 juta
  • Bagian alat transmisi US$ 153,8 juta
  • Kacang kedelai US$ 112,4 juta
  • Gandum US$ 111,7 juta
  • Kapas US$ 68,2 juta

Barang Modal


Total nilai impor barang modal sepanjang Juni 2018 mencapai US$ 1,74 miliar atau turun 35,21% (mtm). Berikut beberapa barang modal yang paling banyak di impor selama Juni 2018 :
  • Sekop mesin berputar US$ 54,8 juta
  • Laptop termasuk notebook US$ 52,1 juta
  • Bahan pembuatan kapal tanker US$ 16,3 juta
  • Pemanas air US$ 13,7 juta
  • Mesin untuk pembuat kertas US$ 12,6 juta

Tak Ada Impor Bom dan Laptop dari China

Pada Mei 2018 lalu, Indonesia tercatat melakukan impor bom, granat, torpedo dan sejenisnya senilai US$ 21,6 juta. Namun pada bulan lalu, data BPS menunjukan tak ada impor alat utama sistem persenjataan (alutsista).

"Karena ini sifatnya seasonal saja, bukan yang terjadi setiap bulan," kata Kepala Sub Direktorat Statistik Impor BPS Rina Dwi Sulastri.

Pada Mei 2018, impor bom, granat, torpedo, dan amunisi yang masuk dalam komponen barang konsumsi tersebut mencapai US$21,6 juta. Angka tersebut naik hingga 208,5% dibandingkan periode sama bulan sebelumnya yang hanya US$7 juta.

Data otoritas statistik menunjukan, nilai impor bom, granat, torpedo, dan amunisi mencapai US$61,9 juta atau naik 34,27% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$46,1 juta.

Selain itu, impor laptop yang dalam dua bulan terakhir membanjiri pasar Indonesia pada Juni pun sudah tak terjadi lagi. Angka impor laptop pada Juni 2018, turun signifikan dibandingkan periode sama bulan sebelumnya.

Jika pada bulan Mei 2018 impor laptop, notebook, dan sejenisnya mencapai US$ 425,9 juta, namun pada bulan Juni turun signifikan hingga US$ 52,1 juta. Hal ini dikarenakan kinerja perdagangan dipengaruhi faktor libur lebaran.






(dru) Next Article Waspada Kenaikan Harga Beras!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular