
Ekses Perang Dagang Tekan Australia, Rupiah Menguat atas AUD
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
11 July 2018 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak menguat terhadap dolar Australia pada perdagangan siang hari ini, menyusul memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Pada Rabu (11/7/2018) pukul 12:09 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.660,11. Rupiah menguat 0,43% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Penguatan ini mendorong harga jual dolar Australia melemah ke bawah Rp 10.800/AUD. Berikut data perdagangan dolar Australia di beberapa bank nasional hingga pukul 11:50 WIB:
Tensi perang dagang antara AS dan China semakin memanas. Presiden AS, Donald Trump menerbitkan kebijakan bea masuk baru bagi produk impor China senilai US$200 miliar. "Nilai US$200 miliar yang kita lihat ini secara kasar setara dengan nilai ekspor mereka ke kita," kata seorang pejabat senior.
Kebijakan ini memang tidak langsung diterapkan, karena pihak gedung putih akan melakukan dengar pendapat pada 20-23 Agustus mendatang. Meski demikian, kebijakan ini bisa membuat pihak Beijing meradang.
Pasalnya, pada 6 Juli lalu, AS telah menerapkan kebijakan pengenaan bea tarif impor senilai US$ 34 miliar. Kebijakan ini pun langsung dibalas oleh China dengan mengenakan tarif yang nilai sama.
Ketegangan antara dua negara ini ternyata ikut berdampak bagi Australia karena perang dagang bisa menurunkan permintaan barang baku, terutama di China yang merupakan mitra dagang utama Negeri Kangguru.
Data Kementerian Perdagangan Australia (2016-2017) menunjukkan, porsi ekspor ke Tiongkok mencapai 29,6% dari total ekspor nasional. Perang dagang memunculkan kekhawatiran perekonomian Australia khususnya ekspor akan terdampak.
Persepsi ini pun ikut membuat mata uang dolar Australia melemah terhadap mata uang global termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Karena Tren Musiman, Harga Batu Bara Kokas Dipangkas Lagi
Pada Rabu (11/7/2018) pukul 12:09 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.660,11. Rupiah menguat 0,43% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Penguatan ini mendorong harga jual dolar Australia melemah ke bawah Rp 10.800/AUD. Berikut data perdagangan dolar Australia di beberapa bank nasional hingga pukul 11:50 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.488,00 | Rp 10.847,00 |
Bank BNI | Rp 10.508,00 | Rp 10.798,00 |
Bank BRI | Rp 10.646,64 | Rp 10.808,34 |
Bank BCA | Rp 10.518,00 | Rp 10.805,00 |
Tensi perang dagang antara AS dan China semakin memanas. Presiden AS, Donald Trump menerbitkan kebijakan bea masuk baru bagi produk impor China senilai US$200 miliar. "Nilai US$200 miliar yang kita lihat ini secara kasar setara dengan nilai ekspor mereka ke kita," kata seorang pejabat senior.
Pasalnya, pada 6 Juli lalu, AS telah menerapkan kebijakan pengenaan bea tarif impor senilai US$ 34 miliar. Kebijakan ini pun langsung dibalas oleh China dengan mengenakan tarif yang nilai sama.
Ketegangan antara dua negara ini ternyata ikut berdampak bagi Australia karena perang dagang bisa menurunkan permintaan barang baku, terutama di China yang merupakan mitra dagang utama Negeri Kangguru.
Data Kementerian Perdagangan Australia (2016-2017) menunjukkan, porsi ekspor ke Tiongkok mencapai 29,6% dari total ekspor nasional. Perang dagang memunculkan kekhawatiran perekonomian Australia khususnya ekspor akan terdampak.
Persepsi ini pun ikut membuat mata uang dolar Australia melemah terhadap mata uang global termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Karena Tren Musiman, Harga Batu Bara Kokas Dipangkas Lagi
Most Popular