
Panas Australia vs China, Bos ANZ: Pasar Gak Cuma China kok!

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Australia and New Zealand Banking (ANZ) Group Shayne Elliott mengatakan ketegangan Australia dengan China baru-baru ini telah membuat lebih banyak perusahaan mempertimbangkan melakukan diversifikasi bisnis ke pasar lain selain Asia, daripada hanya fokus pada China.
Bos salah satu bank terbesar di Australia itu mengatakan sudah berbicara dengan beberapa perusahaan di Australia dan Selandia Baru tentang peluang di Asia.
"Salah satu pesan kami adalah: Asia bukan hanya China. Ada perbedaan besar antara peluang di Jepang, atau Korea, atau Singapura, atau Filipina atau India, dan kami ingin memperkenalkannya kepada orang-orang [investor], "kata Elliott, dalam wawancara dengan CNBC International, dikutip Jumat (30/10/2020).
![]() CEO Australia and New Zealand Banking (ANZ) Group Shayne Elliott |
Ketegangan antara China dan Australia meningkat dalam beberapa bulan terakhir, setelah Canberra menyerukan penyelidikan global tentang asal-usul virus corona. Langkah itu membuat marah Beijing, yang memberlakukan pembatasan perdagangan pada impor Australia.
Elliott mengatakan perkembangan terakhir telah membuka mata para investor untuk lebih memikirkan strategi mereka di Asia.
"Ada beberapa hal baik tentang masalah baru-baru ini. Secara geopolitik, membuka pikiran orang untuk menjadi sedikit lebih bijaksana tentang strategi yang beragam di Asia, daripada hanya, Anda tahu, memilih satu tempat untuk melakukan bisnis, "katanya.
Elliott berbicara kepada CNBC setelah merilis hasil setahun penuh kinerja bank, yang mencatatkan laba setahun penuh ambles 42% menjadi 3,76 miliar dolar Australia.
Hasil kinerja itu lebih baik dari perkiraan jajak pendapat Reuters yakni laba 3,51 miliar dolar Australia.
Perbankan kini berada di bawah tekanan ketika ekonomi Australia mengalami resesi pertama dalam 30 tahun di tengah pandemi virus corona, dan suku bunga berada pada rekor terendah.
Ketika ditanya kapan pendapatan ANZ akan kembali pulih, Elliot mengatakan bahwa industri perbankan menghadapi "semacam krisis, cukup teratur" setiap 7 sampai 10 tahun.
"Yang mereka maksud sebenarnya adalah bahwa Anda tiba-tiba mendapat kejutan ini [tekanan akibat corona] pada sistem dan pelanggan kami, apakah mereka pebisnis kecil, pebisnis besar, tiba-tiba memiliki semua kebutuhan baru yang tidak mereka miliki sebelumnya... Ini sebenarnya adalah waktu penuh kesempatan," ujarnya.
"Jadi saya tidak tahu bahwa ada yang akan kembali normal, saya tidak tahu bahwa ANZ akan terlihat seperti dulu [kinerja pulih seperti sebelum Covid-19]."
Sebab itu, perseroan akan fokus pada inisiatif yang lebih digital, berbasis data, dan keuangan secara berkelanjutan.
"Itulah yang harus kita benar-benar pelajari - investasi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan tersebut, yang akan menjadi sangat, sangat berbeda," katanya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kata Bank Panin Soal Kabar Diakuisisi MUFG Asal Jepang