
Ikuti Jejak Wall Street, Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 July 2018 09:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,74%, indeks Hang Seng naik 0,74%, indeks Strait Times naik 0,66%, indeks Kospi naik 0,58%, dan indeks Shanghai naik 0,16%.
Bursa saham Benua Kuning berhasil mengikuti jejak Wall Street yang pada dini hari tadi ditutup di zona hijau: indeks Dow Jones menguat 1,31%, indeks S&P 500 menguat 0,88%, dan indeks Nasdaq menguat 0,95%.
Meredanya ketakutan mengenai perang dagang antara AS dengan China masih ampuh untuk mendorong kinerja Wall Street dan bursa saham kawasan Asia. Hingga kini, AS belum meluncurkan serangan balasan terhadap China.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan atas kebijakan Washington yang pada Jumat lalu (6/7/2018) telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal China.
Pemerintahan AS nampaknya masih pikir-pikir untuk mengenakan kebijakan balasan tersebut, mengingat besarnya nilai barang yang akan terdampak (US$ 500 miliar) bisa mengancam laju perekonomian kedua negara.
Lebih lanjut, ada optimisme yang menyelimuti pasar keuangan dunia seiring dengan rilis laporan keuangan kuartal-II. Di AS, laporan keuangan untuk periode April-Juni diperkirakan akan positif, seiring dengan membaiknya perekonomian AS secara keseluruhan. Pada kuartal II-, The Fed Atlanta memperkirakan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,8% YoY, jauh membaik dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article AS-China Makin Panas, Bursa Asia Kian Terjebak di Zona Merah
Bursa saham Benua Kuning berhasil mengikuti jejak Wall Street yang pada dini hari tadi ditutup di zona hijau: indeks Dow Jones menguat 1,31%, indeks S&P 500 menguat 0,88%, dan indeks Nasdaq menguat 0,95%.
Pemerintahan AS nampaknya masih pikir-pikir untuk mengenakan kebijakan balasan tersebut, mengingat besarnya nilai barang yang akan terdampak (US$ 500 miliar) bisa mengancam laju perekonomian kedua negara.
Lebih lanjut, ada optimisme yang menyelimuti pasar keuangan dunia seiring dengan rilis laporan keuangan kuartal-II. Di AS, laporan keuangan untuk periode April-Juni diperkirakan akan positif, seiring dengan membaiknya perekonomian AS secara keseluruhan. Pada kuartal II-, The Fed Atlanta memperkirakan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,8% YoY, jauh membaik dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article AS-China Makin Panas, Bursa Asia Kian Terjebak di Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular