Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG ke Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 July 2018 09:24
IHSG dibuka menguat 0,44% ke level 5.719,83, mengikuti jejak bursa saham utama kawasan Asia.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,44% ke level 5.719,83, mengikuti jejak bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,23%, indeks Hang Seng naik 1,03%, indeks Strait Times naik 0,19%, dan indeks Kospi naik 0,18%.

Sejumlah sentimen positif mewarnai jalannya perdagangan bursa saham Benua Kuning pada pagi hari ini. Pertama, AS belum meluncurkan serangan balasan bagi China dalam bidang perdagangan.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan atas kebijakan Washington yang pada Jumat lalu (6/7/2018) telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal China.

Pemerintahan AS nampaknya masih pikir-pikir untuk mengenakan kebijakan balasan tersebut. Pasalnya, besarnya nilai barang yang akan terdampak (US$ 500 miliar) bisa mengancam laju perekonomian kedua negara.

Kedua, ada persepsi bahwa The Federal Reserve (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini. Persepsi ini timbul lantaran data tenaga kerja yang kurang mendukung.

Teranyar, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan angka pengangguran periode Juni naik menjadi 4%. Padahal, konsensus memperkirakan angkanya akan tetap di level 3,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian AS sejatinya belum panas-panas amat, sehingga the Fed tak perlu menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali. Ditengah risiko perang dagang yang masih mengintai, tingkat suku bunga acuan yang rendah memang menjadi opsi terbaik bagi perekonomian AS dan dunia.

Ketiga, cadangan devisa China per akhir Juni diumumkan di level US$ 3,11 triliun, di atas konsensus yang sebesar US$ 3,1 triliun.

Namun, investor patut waspada lantaran sejumlah risiko mengintai. Pertama, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Juni turun hingga US$ 3,1 miliar jika dibandingkan dengan bulan Mei ke level US$ 119,8 miliar. Turunnya cadangan devisa bisa membuat investor meragukan kemampuan BI dalam meredam tekanan dari sisi eksternal.

Kemudian, investor kini menantikan rilis data indeks keyakinan konsumen periode Juni yang rencananya akan dirilis pada hari ini. Biasanya, data ini dirilis selepas perdagangan IHSG selesai. Investor bisa saja dipaksa bermain aman sembari menantikan rilis data indeks keyakinan konsumen, sehingga laju IHSG akan tertahan atau mungkin berbalik arah.
(ank/ank) Next Article Surplus Dagang dengan AS Anjlok, China Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular