
Ulasan Teknikal
Menunggu Ekses Perang Dagang, IHSG Cenderung Melemah
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
09 July 2018 08:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham berpeluang melanjutkan pelemahan pada hari ini, mengingat mayoritas indikator teknikal masih menunjukkan sinyal koreksi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu ditutup dengan membentuk grafik lilin hitam (short black candle) yang menunjukan seller lebih perkasa dari pada buyer namun dalam rentang harga yang sempit.
Mengacu pada indikator moving average (MA), IHSG diperkirakan cenderung melemah pada hari ini. Tembusnya rerata pergerakan 5 harinya (MA-5) semakin mempertegas bahwa IHSG dalam jangka pendek (minor) sedang mengalami tekanan.
Berdasarkan indikator stochastic slow, IHSG berada pada area netral, sedangkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) menunjukan persilangan mati (dead cross) yang mengindikasikan koreksi.
Setelah mengalami penguatan selama 2 hari, IHSG pada Jumat (06/07/2018) melemah ke 5.694 (-0,77%) atau turun 44 poin dengan nilai Rp 5,5 triliun setelah bergerak dalam rentang sempit pada level 5.694-5.743.
Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 29 miliar pada pasar reguler.Sektor infrastruktur menjadi sektor paling mengalami penguatan dari sisi persentase yakni sebesar 0,94% dan menjadi penyumbang penahan koreksi poin IHSG meskipun hanya sebesar 6 poin.
Penguatan IHSG itu terjadi di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat 0,1%. Pada Jumat pukul 16:00 WIB, US$1 di pasar spot rupiah ditransaksikan di harga Rp 14.365.
Adapun dari sisi global, bursa utama AS rata-rata ditutup menguat d iantaranya Indeks saham Dow Jones (+0,41%), S&P 500 (+0,85%) dan Nasdaq (+1,34%). Dari Asia bursa utama cenderung bergerak variatif seperti Nikkei (+0,92%), Kospi (+0,01%) dan ASX 200 (+0,39%) sampai berita ini diturunkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Butuh "Keajaiban", IHSG Diprediksi Mixed Cenderung Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu ditutup dengan membentuk grafik lilin hitam (short black candle) yang menunjukan seller lebih perkasa dari pada buyer namun dalam rentang harga yang sempit.
Mengacu pada indikator moving average (MA), IHSG diperkirakan cenderung melemah pada hari ini. Tembusnya rerata pergerakan 5 harinya (MA-5) semakin mempertegas bahwa IHSG dalam jangka pendek (minor) sedang mengalami tekanan.
![]() |
Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 29 miliar pada pasar reguler.Sektor infrastruktur menjadi sektor paling mengalami penguatan dari sisi persentase yakni sebesar 0,94% dan menjadi penyumbang penahan koreksi poin IHSG meskipun hanya sebesar 6 poin.
Penguatan IHSG itu terjadi di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat 0,1%. Pada Jumat pukul 16:00 WIB, US$1 di pasar spot rupiah ditransaksikan di harga Rp 14.365.
Adapun dari sisi global, bursa utama AS rata-rata ditutup menguat d iantaranya Indeks saham Dow Jones (+0,41%), S&P 500 (+0,85%) dan Nasdaq (+1,34%). Dari Asia bursa utama cenderung bergerak variatif seperti Nikkei (+0,92%), Kospi (+0,01%) dan ASX 200 (+0,39%) sampai berita ini diturunkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Butuh "Keajaiban", IHSG Diprediksi Mixed Cenderung Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular