
UOB: BI Akan Dahului The Fed Naikkan Suku Bunga
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
08 July 2018 12:29

Serpong, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (B) diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga kebijakannya, BI 7-day reverse repo rate, untuk menjaga agar imbal hasil berbagai instrumen investasi di Indonesia tetap menarik saat bank sentral Amerika Serikat (AS) akan lebih agresif menaikkan suku bunganya tahun ini.
Risalah rapat bulan Juni bank sentral AS, Federal Reserve/ The Fed, yang dirilis akhir pekan lalu mengindikasikan adanya empat kali kenaikan Fed Funds Rate dari yang sebelumnya hanya tiga kali. Kenaikan yang lebih cepat dan lebih banyak itu membuat aliran dana masuk ke AS semakin deras akibat perbedaan imbal hasil yang menipis, kata ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja.
"Berangkat dari titik itu, bisa dimengerti bahwa BI harus jaga supaya gap antara interest rate Indonesia dan AS itu tetap atraktif, baik itu di short term rate ataupun di bond yield," ujarnya saat ditemui CNBC Indonesia di BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, hari Minggu (8/7/2018).
"Menurut saya masih ada lagi [kenaikan suku bunga BI], mungkin paling tidak sekitar 50 basis poin dibagi dua, 25 basis poin di kuartal ketiga dan 25 lagi di kuartal keempat," katanya.
Pertimbangan proyeksi tersebut didasarkan Enrico pada perkiraan bahwa The Fed akan menaikkan lagi suku bunganya di September dan Desember. Sehingga, kenaikan 25 basis poin yang pertama seharusnya dilakukan di Juli atau Agustus sementara 25 sisanya pada Oktober atau November.
Hal itu, tambahnya, sejalan dengan pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang berulang kali menegaskan kebijakan moneter bank sentral saat ini adalah front-loaded, preemptive, dan ahead the curve.
Sebagai penawar dari "obat pahit" kenaikan suku bunga yang cepat itu, BI juga mengeluarkan kebijakan makroprudensial yang bertujuan mendorong perekonomian, seperti pelonggaran aturan loan-to-value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah dan giro wajib minimum (GWM) untuk perbankan nasional.
BI telah menaikkan suku bunganya tiga kali dengan besaran total 100 basis poin dalam dua bulan terakhir. Dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI bulan Juni, bank sentral memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, lebih tinggi dari 25 basis poin yang diperkirakan ekonom.
(prm/prm) Next Article UOB Indonesia: Suku Bunga Acuan BI akan Naik Akhir Tahun
Risalah rapat bulan Juni bank sentral AS, Federal Reserve/ The Fed, yang dirilis akhir pekan lalu mengindikasikan adanya empat kali kenaikan Fed Funds Rate dari yang sebelumnya hanya tiga kali. Kenaikan yang lebih cepat dan lebih banyak itu membuat aliran dana masuk ke AS semakin deras akibat perbedaan imbal hasil yang menipis, kata ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja.
"Berangkat dari titik itu, bisa dimengerti bahwa BI harus jaga supaya gap antara interest rate Indonesia dan AS itu tetap atraktif, baik itu di short term rate ataupun di bond yield," ujarnya saat ditemui CNBC Indonesia di BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, hari Minggu (8/7/2018).
Pertimbangan proyeksi tersebut didasarkan Enrico pada perkiraan bahwa The Fed akan menaikkan lagi suku bunganya di September dan Desember. Sehingga, kenaikan 25 basis poin yang pertama seharusnya dilakukan di Juli atau Agustus sementara 25 sisanya pada Oktober atau November.
Hal itu, tambahnya, sejalan dengan pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang berulang kali menegaskan kebijakan moneter bank sentral saat ini adalah front-loaded, preemptive, dan ahead the curve.
Sebagai penawar dari "obat pahit" kenaikan suku bunga yang cepat itu, BI juga mengeluarkan kebijakan makroprudensial yang bertujuan mendorong perekonomian, seperti pelonggaran aturan loan-to-value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah dan giro wajib minimum (GWM) untuk perbankan nasional.
BI telah menaikkan suku bunganya tiga kali dengan besaran total 100 basis poin dalam dua bulan terakhir. Dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI bulan Juni, bank sentral memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, lebih tinggi dari 25 basis poin yang diperkirakan ekonom.
(prm/prm) Next Article UOB Indonesia: Suku Bunga Acuan BI akan Naik Akhir Tahun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular