Dolar AS Sentuh Rp 14.450, Bankir: Karena Perang Dagang

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
03 July 2018 14:36
Para bankir berpendapat kenaikan suku bunga acuan 50 bps sudah cukup tetapi sentimen regional yang kurang bagus membuat rupiah tertekan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank menilai, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini lebih banyak disebabkan oleh sentimen eksternal. Sementara untuk kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dinilai sudah cukup.

Presiden Direktur PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan BI seharusnya sudah cukup. "Tapi sentimen regional sedang kurang bagus, pengaruh perang dagang (trade war)," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/7/2018).

Senada dengan Jahja, Presiden Direktur PT. Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi hari ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal, yakni berupa penguatan nilai tukar USD terhadap mata uang lain. Hal ini terjadi akibat sentimen negatif perang dagang dan tren kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

"Hari ini secara khusus pelemahan pasar Asia disebabkan oleh koreksi pasar saham China dan mata uang yuan, sehingga mempengaruhi mata uang Asia lainnya secara negatif, walaupun mereka telah menaikkan suku bunga acuan juga," kata dia.

Sementara kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan, kenaikannya sudah sesuai dengan target BI yang pre-emptive dan front-loading. Pasalnya, dengan kebijakan tersebut bisa memberikan ruang antisipasi lebih jauh di pasar uang global.

"Secara teori dan harapan kami semua kenaikan suku bunga akan mengakibatkan repricing assets menjadi lebih menarik, dimana apabila permintaan untuk USD sudah mereda secara global, rupiah akan menjadi lebih menarik karena fundamental makro ekonomi yang kuat dan credit rating yang mendukung," papar dia.


(roy/roy) Next Article Pukul 13:00 WIB: Bank Masih Jual Dolar AS Rp 14.700

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular