
Industri Galangan Kapal Tertekan Dolar AS yang Menggila
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 July 2018 14:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri galangan kapal di dalam negeri tertekan tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang semakin menggila belakangan ini.
Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan Logam mengatakan komponen produksi yang diimpor mencapai 70%.
"Pengaruh fluktuasi kurs sebenarnya cukup besar juga. Kalau dolar selisih 10% saja sudah naik 7% harganya," katanya, Selasa (3/7/2018).
Namun, katanya, industri galangan kapal tidak bisa serta merta menaikkan harga kepada konsumen.
"Penyesuaian harga kalau sudah kontrak sulit, kecuali kalau sudah ada klausul tertentu. Tapi, kebanyakan industri kalau sudah terikat kontrak, mereka sudah tutup."
Pada hari ini dolar AS sempat menyentuh Rp 14.450, atau semakin menguat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Nilai tukar rupiah ini terlemah sejak Oktober 2015.
Eddy mengatakan industri sebetulnya menyadari kalau terlalu bergantung terhadap komponen impor sehingga Iperindo mengajak agar pabrikan bisa meningkatkan konten lokal dalam memproduksi kapal.
Dia mengatakan Indonesia sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi komponen lokal di dalam negeri. Produsen jangkar, kabel, cat, dan sebagainya juga didorong agar bisa meningkatkan komponen lokal.
"Kalau kita masih impor komponen yang selama ini sekitar 70%, akhirnya kita hanya akan jadi tukang jahit saja. Kita tidak hanya ingin membuat kapal, tapi kita ingin industri maritime bertumbuh secara utuh," kata Eddy.
(ray/ray) Next Article Mata Uang Jepang Yen Makin Seksi
Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan Logam mengatakan komponen produksi yang diimpor mencapai 70%.
"Pengaruh fluktuasi kurs sebenarnya cukup besar juga. Kalau dolar selisih 10% saja sudah naik 7% harganya," katanya, Selasa (3/7/2018).
"Penyesuaian harga kalau sudah kontrak sulit, kecuali kalau sudah ada klausul tertentu. Tapi, kebanyakan industri kalau sudah terikat kontrak, mereka sudah tutup."
Pada hari ini dolar AS sempat menyentuh Rp 14.450, atau semakin menguat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Nilai tukar rupiah ini terlemah sejak Oktober 2015.
Eddy mengatakan industri sebetulnya menyadari kalau terlalu bergantung terhadap komponen impor sehingga Iperindo mengajak agar pabrikan bisa meningkatkan konten lokal dalam memproduksi kapal.
Dia mengatakan Indonesia sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi komponen lokal di dalam negeri. Produsen jangkar, kabel, cat, dan sebagainya juga didorong agar bisa meningkatkan komponen lokal.
"Kalau kita masih impor komponen yang selama ini sekitar 70%, akhirnya kita hanya akan jadi tukang jahit saja. Kita tidak hanya ingin membuat kapal, tapi kita ingin industri maritime bertumbuh secara utuh," kata Eddy.
(ray/ray) Next Article Mata Uang Jepang Yen Makin Seksi
Most Popular