
Semester I, Kontribusi Pendapatan GMFI Non-Garuda Tumbuh 44%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
03 July 2018 14:32

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menargetkan pendapatan bersih yang berasal dari klien diluar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) atau non Garuda tumbuh 48% pada akhir tahun ini. Hingga semester-I 2018, perseroan memperkirakan pendapatan bersih dari non-Garuda berkontribusi pada 44% pendapatan atau naik dari periode sebelumnya sebesar 40%.
Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto mengatakan perseroan saat ini berfokus untuk memperluas pasar jasa bengkel pesawatnya untuk kawasan di Asia Tenggara dan regional Asia sebagai konsumen barunya.
"Kami akan pertambah customer dari regional karena bisnis engine meningkat saat ini. Pada semester dua, kami harapkan customer dari India, Bangladesh dan juga kami harapkan memenangkan tender dari Rusia. Karena bisnis dengan Rusia sangat menjanjikan," ujar Iwan di Bunga Rampai Resto, Selasa (3/7/2018).
Untuk periode semester-I tahun ini, perseroan memperkirakan pendapatan bersih perseroan tumbuh sebesar 15% serta laba bersih diatas 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan pendapatan tersebut seiring dengan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan yang telah dikucurkan sebesar US$ 40 juta dari target nilai capex tahun ini sebesar US$ 100 juta.
"Kami sudah serap capex 40% dari target, khususnya dana digunakan untuk enginee dan komponen," tambah Iwan.
Kerja Sama Airbus
GMFI kembali memperpanjang kerja sama dengan raksasa manufaktur pesawat Airbus dengan memperpanjang penyelenggaraan Airbus Training Center selama 5 tahun kedepan.
Perseroan memperkirakan, kerjas ama dengan airbus tersebut mampu memberikan kontribusi pendapatan pada GMFI hingga US$ 5 juta bagi hingga masa berakhirnya kerja sama.
"Pusat pelatihan seperti ini kan hanya ada 8 di seluruh dunia, saat ini kami sudah memiliki 9 orang instruktur berlisensi Airbus untuk perawatan A320 dan A330," ungkap Iwan.
Kedepannya, kerja sama perseroan dengan Airbus dapat ditingkaykan dengan menjadikan GMFI sebagai pusat manajemen spare part dan Airbus center di kawasan Asia Tenggara selain Singapura.
"Di Indonesia itu populasi tinggi sekali dengan Airbusm jadi kerja sama ini merupakan win win agreement karena after service, jadi banyak sekali pabrik-pabrik pesawat yang menghubungi kami untuk layanan after service," tambah Iwan.
(hps) Next Article GMF AeroAsia Sudah Kantongi Kontrak US$ 2,4 Juta
Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto mengatakan perseroan saat ini berfokus untuk memperluas pasar jasa bengkel pesawatnya untuk kawasan di Asia Tenggara dan regional Asia sebagai konsumen barunya.
"Kami akan pertambah customer dari regional karena bisnis engine meningkat saat ini. Pada semester dua, kami harapkan customer dari India, Bangladesh dan juga kami harapkan memenangkan tender dari Rusia. Karena bisnis dengan Rusia sangat menjanjikan," ujar Iwan di Bunga Rampai Resto, Selasa (3/7/2018).
Pertumbuhan pendapatan tersebut seiring dengan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan yang telah dikucurkan sebesar US$ 40 juta dari target nilai capex tahun ini sebesar US$ 100 juta.
"Kami sudah serap capex 40% dari target, khususnya dana digunakan untuk enginee dan komponen," tambah Iwan.
Kerja Sama Airbus
GMFI kembali memperpanjang kerja sama dengan raksasa manufaktur pesawat Airbus dengan memperpanjang penyelenggaraan Airbus Training Center selama 5 tahun kedepan.
Perseroan memperkirakan, kerjas ama dengan airbus tersebut mampu memberikan kontribusi pendapatan pada GMFI hingga US$ 5 juta bagi hingga masa berakhirnya kerja sama.
"Pusat pelatihan seperti ini kan hanya ada 8 di seluruh dunia, saat ini kami sudah memiliki 9 orang instruktur berlisensi Airbus untuk perawatan A320 dan A330," ungkap Iwan.
Kedepannya, kerja sama perseroan dengan Airbus dapat ditingkaykan dengan menjadikan GMFI sebagai pusat manajemen spare part dan Airbus center di kawasan Asia Tenggara selain Singapura.
"Di Indonesia itu populasi tinggi sekali dengan Airbusm jadi kerja sama ini merupakan win win agreement karena after service, jadi banyak sekali pabrik-pabrik pesawat yang menghubungi kami untuk layanan after service," tambah Iwan.
(hps) Next Article GMF AeroAsia Sudah Kantongi Kontrak US$ 2,4 Juta
Most Popular