Bursa Asia Terkoreksi Akibat Sentimen Perang Dagang

Roy Franedya, CNBC Indonesia
02 July 2018 11:43
Kondisi ekonomi China juga kurang baik. Data manufaktur pada Juni menunjukkan perlambatan
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor Asia memilih sikap menunggu pada awal perdagangan pekan ini, untuk mengantisipasi penetapan tarif besar pada berbagai impor China yang akan membuat perang dagang semakin memanas lagi.

Kondisi ekonomi China juga kurang baik. Data manufaktur pada Juni menunjukkan perlambatan yang diartikan ekonomi China sedang mengalami sedang berjuang untuk mengalami penurunan.

Kekhawatiran perang dagang telah mengguncang pasar dunia dan khususnya China, yang sekarang berada dalam tren menurun (bearish) setelah anjlok 20% dari level tertinggi baru-baru ini.

"Perekonomian China akan melambat untuk sisa tahun ini, tetapi kita tidak perlu khawatir," ujar Zhu Qibing, kepala analis ekonomi makro di BOC International China di Beijing. "Kuncinya adalah bagaimana perdagangan internasional dan perselisihan antara China dan AS akan berkembang."

Mengutip AFP, pada Senin (2/6/2018), Shanghai turun 0,5% di sesi pagi, sementara yuan China jatuh, memperpanjang retret yang telah membuat beberapa pengamat menyarankan bank sentral China melemahkan mata uang untuk mengimbangi dampak perang perdagangan.

Adapun bursa Tokyo turun 0,2% pada penutupan perdagangan karena adanya pengetatan bisnis.

Laporan Tankan Bank of Japan - survei triwulanan terhadap sekitar 10.000 perusahaan - menunjukkan penurunan kepercayaan dari tiga bulan sebelumnya, meskipun para ekonom menunjukkan bahwa itu masih berada di level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.

Di pasar lain Bursa Korsel 0,5% dan Bursa Filipina koreksi 0,1% tetapi Bursa Sydney naik 0,3%, Singapura menguat 0,2%, Taipei naik 0,3% dan Wellington 0,1% lebih tinggi.

Hong Kong ditutup karena hari libur umum.



(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular