
Kenaikan Bunga Acuan Tahan Koreksi Obligasi Negara
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
30 June 2018 15:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah tertekan sejak awal pekan, meskipun pasar sedikit berbalik menguat (rebound) pada penutupan Jumat (29/6/2018). Namun, penguatan tersebut tidak berhasil menutup koreksi yang terjadi sejak pekan lalu.
Faktor yang membuat pasar surat berharga negara (SBN) terkoreksi adalah sentimen global yang berkontraksi dan pelemahan rupiah.
Data Reuters menunjukkan harga empat seri acuan (benchmark) di pasar turun, sehingga mendongkrak tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield FR0064, seri acuan 10 tahun dan menjadi seri yang paling ramai ditransaksikan di pasar, naik 30 bps menjadi 7,8% pada penutupan Jumat (29/6/18) dari posisi sepekan sebelumnya 7,5% pada Jumat (22/6/18). Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri lain yaitu FR0063, acuan 5 tahun, mengalami kenaikan yield 40 bps menjadi 7,6%. Acuan 15 tahun, yaitu FR0065, yield-nya naik 15 bps menjadi 8,11%, dan yield seri FR0075 (acuan 20 tahun) naik 29 bps.
Sentimen global sepekan terakhir diwarnai isu perang dagang, pernyataan hawkish The Fed, yang juga berpengaruh pada kenaikan suku bunga The Fed.
Pada penghujung pekan (29/6/18), pasar obligasi mixed dan relatif terangkat karena sentimen positif kenaikan suku bunga acuan repo 7 hari Bank Indonesia (7DRRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25%, di atas ekspektasi pasar.
(roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Faktor yang membuat pasar surat berharga negara (SBN) terkoreksi adalah sentimen global yang berkontraksi dan pelemahan rupiah.
![]() |
Data Reuters menunjukkan harga empat seri acuan (benchmark) di pasar turun, sehingga mendongkrak tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield FR0064, seri acuan 10 tahun dan menjadi seri yang paling ramai ditransaksikan di pasar, naik 30 bps menjadi 7,8% pada penutupan Jumat (29/6/18) dari posisi sepekan sebelumnya 7,5% pada Jumat (22/6/18). Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Sentimen global sepekan terakhir diwarnai isu perang dagang, pernyataan hawkish The Fed, yang juga berpengaruh pada kenaikan suku bunga The Fed.
Pada penghujung pekan (29/6/18), pasar obligasi mixed dan relatif terangkat karena sentimen positif kenaikan suku bunga acuan repo 7 hari Bank Indonesia (7DRRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25%, di atas ekspektasi pasar.
(roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular