Sentimen Netral, Harga Batu Bara Stabil di US$114,4/ton

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
29 June 2018 11:14
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka diperdagangkan tidak mengalami perubahan di US$114,4/ton pada perdagangan hari Kamis (29/06/2018).
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka diperdagangkan tidak mengalami perubahan di US$114,4/ton pada perdagangan hari Kamis (29/06/2018). Sentimen yang ada memang cenderung netral, di mana rencana pemerintah China untuk mengurangi polusi udara dengan beralih pada energi bersih mampu diimbangi oleh ekspektasi naiknya permintaan si batu hitam secara musiman.

Sentimen Netral, Harga Batu Bara Stabil di US$114,4/ton


Sejatinya, harga batu bara memang masih diselimuti energi positif pasca impor batu bara China diestimasikan berada di angka 126,6 juta ton pada 6 bulan pertama tahun ini, naik sekitar 14% dari periode yang sama tahun lalu, berdasarkan data yang dikompilasi oleh Thomson Reuters Supply Chain and Commodity Forecasts.

Selain itu, impor bulan Juni juga diperkirakan menjadi yang terbesar pada tahun ini, dengan volume sebesar 22,1 juta ton, per hari Selasa (26/6). Data final dapat menjadi sedikit lebih tinggi, yakni di angka 25,9 juta ton. Jumlah tersebut mampu mengungguli rekor tertinggi tahun ini, yaitu di Bulan Maret 2018 sebesar 23,2 juta ton. 

Tidak cukup sampai situ, meski cadangan batu bara di 6 pembangkit listrik utama di China berada di level tertinggi sejak pertengahan April 2018, namun pelaku pasar memperkirakan stok tersebut akan tergerus seiring datangnya momen peningkatan konsumsi batu bara secara musiman.

Namun, deretan sentimen positif tersebut mampu dinetralkan oleh rencana Shanxi, provinsi di China bagian Utara, untuk menerapkan pembatasan emisi khusus pada sektor industri besar pada Bulan Oktober 2018. Shanxi direncakanan akan tergabung pada rencana aksi pemerintah China untuk membatasi polusi udara yang masif di negara berpenduduk terbanyak di dunia tersebut, seperti dikutip dari Reuters.

Sejak Januari 2018 lalu, China memang sudah berjanji untuk menerapkan "pembatasan emisi khusus" pada sejumlah sektor industri pada 28 kota di China bagian Utara, di mana 4 di antaranya berada di Provinsi Shanxi.

Sebagai informasi, produksi batu bara Shanxi mencapai lebih dari 900 juta ton batu bara/tahun, atau seperempat dari total produksi batu bara China. Dengan adanya kebijakan baru tersebut, sejumlah perusahaan di sektor energi termal, baja, pertrokimia, dan semen akan dipaksa untuk mematuhi setidaknya 25 standar emisi baru pada bulan ke-10 tahun ini.

Perkembangan ini lantas mengindikasikan stok batu bara di China akan kembali melambung, karena penyerapan produksi batu bara oleh industri agak terganggu. Selain itu, permintaan impor batu bara dari negeri yang terkenal dengan Tembok Besar-nya tersebut juga terancam menurun.



 

(RHG/RHG) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular