Usai Sepi Transaksi, Pasar Obligasi Hadapi Ujian BI Repo Rate

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 June 2018 07:04
Meski hari libur nasional, bos bursa efek Tito Sulistio bersikukuh untuk mengaktifkan bursa meski perdagangan berlangsung sepi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi pelaku pasar modal yang tidak mencoblos di gelaran Pilkada serentak, Rabu (27/06/2018) tentunya hari yang melelahkan karena harus bekerja -- sesuai komando bos bursa efek Tito Sulistio -- di hari libur nasional.

Konsekuensinya, sebagian pelaku pasar obligasi harus libur Pilkada tatkala sebagian lain masih dalam suasana libur Lebaran edisi "ekstra". Sisanya? Ya, begitulah. Masuk kantor dan standby di depan monitor meski tidak ada perdagangan berarti. 

Hal itu tercermin dari kuotasi (quote) harga surat berharga negara (SBN) acuan 10 tahun, yaitu FR0064, yang hingga penutupan pasar masih mengacu pada angka penutupan kemarin. Hal itu bisa jadi dipicu oleh tidak adanya transaksi untuk seri bunga tetap (fixed rate) tersebut. 

Padahal, FR0064 adalah salah satu dari empat seri acuan (benchmark) pasar obligasi Indonesia, yang bisa dibilang menjadi seri paling banyak ditransaksikan setiap harinya di negeri tercinta ini.


Aliran dana keluar investor asing (outflow) juga masih melanda, terlihat dari porsi kepemilikan asing yang masih terus turun pasca-libur Lebaran.
 

Data Kementerian Keuangan menunjukkan posisi investor asing 38,04% dari total obligasi pemerintah yang beredar (data 25 Juni), masih turun dari 38,2% (22 Juni) dan 38,41% (20 Juni). Penurunan 20 Juni dan 22 Juni itu nilainya setara dengan Rp 3,46 triliun, dan dicatatkan dalam tiga hari saja. 

Penurunan kepemilikan asing juga tercermin dari koreksi harga, yang berimbas pada kenaikan imbal hasil (yield) ke posisi tertinggi dari awal 2017. Data Reuters hari Rabu menunjukkan imbal hasil tiga seri obligasi acuan (benchmark) pemerintah naik.

Yield SBN seri FR0063, FR0065, dan FR0075 naik dan kembali merengkuh posisi awal 2017.
 Rupiah juga terlihat masih terjepit, mengingat outflow investor asing tidak hanya di pasar obligasi tetapi juga di pasar ekuitas. 

Di tengah kondisi demikian, perdagangan obligasi akhir pekan ini menghadapi tantangan krusial berupa penentuan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate (7-DRRR) yang akan diumumkan pada Jumat dalam rapat dewan gubernur (RDG). 

Keputusan bapak-ibu pejabat BI sebaiknya dapat menjaga ekspektasi pasar, antara kenaikan suku bunga acuan (yang dapat menekan pasar obligasi, tetapi menjaga rupiah) atau mempertahankannya (demi menjaga pasar obligasi, tetapi membuat rupiah kian tertekan). 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Bos BEI: Investor Tunggu Kepastian Bunga Acuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular