
Dolar AS Melemah Lawan Euro, Tapi Masih Ungguli Poundsterling
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
27 June 2018 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap euro bergerak melemah pada siang hari ini, didorong kekhawatiran investor terhadap perang investasi antara AS dan China.
Pada Rabu (27/06/2018) pukul 15:10 WIB, 1 dolar AS dihargai sebesar EUR1,1655 di pasar spot, atau melemah 0,09% dibandingkan dengan pergerakan hari sebelumnya.
Belum usai perang dagang antara kedua negara berekonomi terbesar dunia ini, isu perang investasi pun mengemuka. Presiden AS Donald Trump berencana mencegah perusahaan teknologi strategis miliknya menjadi sasaran investasi perusahaan di mana China memiliki saham minimal 25% di dalamnya.
"Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin melalui kicauan di Twitter.
Pernyataan Mnuchin ini pun diamini oleh Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders. "Seperti yang dikatakan Menteri (Mnuchin), sebuah pengumuman akan diberikan yang isinya menargetkan seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi kami," katanya, seperti dikutip dari CNBC International.
Munculnya ketegangan baru ini membuat investor mulai ancang-ancang beralih ke instrumen investasi yang lebih aman (safe haven), guna melindungi investasi mereka di tengah situasi ekonomi global yang kurang kondusif.
Sementara dari sisi internal, penguatan euro didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang mungkin bisa lebih cepat. Ekspektasi ini muncul dengan melihat perkiraan Reuters tentang tingkat inflasi Uni-Eropa pada Juni 2018 yang akan mencapai 2% atau menyamai target bank sentral eropa.
Sebelumnya, European Central Bank (ECB) pada rapat pertengahan bulan ini memutuskan untuk tidak melakukan penyesuaian suku bunga acuan setidaknya hingga pertengahan tahun depan.
Namun dengan kondisi laju inflasi yang diperkirakan terus tumbuh, bukan tidak mungkin keputusan tersebut akan direvisi dan kenaikan suku bunga bisa lebih cepat dari perkiraan. Hal ini tentu menjadi tambahan tenaga bagi euro untuk lebih perkasa di hadapan dolar AS.
Pada Rabu (27/06/2018) pukul 15:10 WIB, 1 dolar AS dihargai sebesar EUR1,1655 di pasar spot, atau melemah 0,09% dibandingkan dengan pergerakan hari sebelumnya.
![]() |
"Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin melalui kicauan di Twitter.
Munculnya ketegangan baru ini membuat investor mulai ancang-ancang beralih ke instrumen investasi yang lebih aman (safe haven), guna melindungi investasi mereka di tengah situasi ekonomi global yang kurang kondusif.
Sementara dari sisi internal, penguatan euro didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang mungkin bisa lebih cepat. Ekspektasi ini muncul dengan melihat perkiraan Reuters tentang tingkat inflasi Uni-Eropa pada Juni 2018 yang akan mencapai 2% atau menyamai target bank sentral eropa.
Sebelumnya, European Central Bank (ECB) pada rapat pertengahan bulan ini memutuskan untuk tidak melakukan penyesuaian suku bunga acuan setidaknya hingga pertengahan tahun depan.
Namun dengan kondisi laju inflasi yang diperkirakan terus tumbuh, bukan tidak mungkin keputusan tersebut akan direvisi dan kenaikan suku bunga bisa lebih cepat dari perkiraan. Hal ini tentu menjadi tambahan tenaga bagi euro untuk lebih perkasa di hadapan dolar AS.
Next Page
Poundsterling Keok Lawan Dolar AS
Pages
Most Popular