
Perang Dagang Belum Surut, Bursa Hong Kong Koreksi 0,58%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
27 June 2018 11:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Hong Kong pada perdagangan tengah hari saat istirahat makan siang hari Rabu (27/6/2018) turun. Sentimen dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) - China, masih menjadi sentimen utama bagi investor dalam bertransaksi saham.
Indeks Hang Seng ditutup terkoreksi 0,58% ke level 28.713,80 atau kehilangan 167,60 poin.
Padahal, bursa saham Wall Street berhasil bangkit hari Selasa setelah terkoreksi lumayan dalam pada perdagangan hari sebelumnya. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,12%, S&P 500 menguat 0,22%, dan Nasdaq bertambah 0,43%. Kenaikannya memang masih relatif terbatas.
Laju Wall Street didukung oleh saham-saham sektor energi yang naik sampai 1,4%. Penyebabnya adalah kenaikan harga minyak akibat desakan AS agar negara-negara sekutunya menghentikan impor impor minyak dari Iran.
Mengutip Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Donald Trump menyebutkan Washington ingin agar negara-negara sekutunya, termasuk China dan India, untuk menghentikan impor minyak dari Negeri Persia mulai November. Tujuannya adalah agar akses pendanaan bagi Teheran semakin terbatas.
"Kami meminta mereka untuk menuju nol (impor minyak dari Iran). Kami akan mengisolasi sumber-sumber dana bagi Iran dan kami akan tunjukan aksi jahat mereka di berbagai negara," tegas sang pejabat.
(hps/prm) Next Article Rehat Siang, Bursa Hong Kong Masih Cetak Reli
Indeks Hang Seng ditutup terkoreksi 0,58% ke level 28.713,80 atau kehilangan 167,60 poin.
Padahal, bursa saham Wall Street berhasil bangkit hari Selasa setelah terkoreksi lumayan dalam pada perdagangan hari sebelumnya. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,12%, S&P 500 menguat 0,22%, dan Nasdaq bertambah 0,43%. Kenaikannya memang masih relatif terbatas.
Mengutip Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Donald Trump menyebutkan Washington ingin agar negara-negara sekutunya, termasuk China dan India, untuk menghentikan impor minyak dari Negeri Persia mulai November. Tujuannya adalah agar akses pendanaan bagi Teheran semakin terbatas.
"Kami meminta mereka untuk menuju nol (impor minyak dari Iran). Kami akan mengisolasi sumber-sumber dana bagi Iran dan kami akan tunjukan aksi jahat mereka di berbagai negara," tegas sang pejabat.
(hps/prm) Next Article Rehat Siang, Bursa Hong Kong Masih Cetak Reli
Most Popular