
Bursa Australia & Korsel Dibuka Menguat Tipis
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
27 June 2018 07:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Australia dan Korea Selatan mencatatkan penguatan di sesi awal perdagangan hari Rabu (27/6/2018) saat isu perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan berbagai rekan dagangnya di seluruh dunia menghantui bursa global.
Indeks ASX 200 di Australia nyaris stagnan dengan mencatatkan kenaikan 0,01% ke 6.198,2 sementara indeks Kospi di Korea Selatan menguat tipis 0,1% menjadi 2.353,18, menurut data CNBC International pukul 7.33 WIB.
Sebelumnya, bursa Jepang dibuka dengan koreksi meskipun Wall Street dini hari tadi berhasil rebound.
Indeks acuan Nikkei 225 kehilangan 0,14% menjadi 22.311,19 di sesi awal perdagangan. Sementara itu, indeks Topix terkoreksi 0,08% ke posisi 1.729,61, AFP melaporkan.
Secara umum, bursa saham di seluruh dunia tampaknya sedang bangkit dari kecemasan terkait perang dagang yang merontokkan berbagai indeks acuan di sesi perdagangan hari sebelumnya.
Kecemasan terkait kebijakan perdagangan global memuncak kembali pada hari Senin setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan ingin membatasi investasi perusahaan China di sektor teknologi AS.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan laporan itu adalah berita palsu namun ia menambahkan bahwa langkah itu akan diterapkan ke seluruh negara, bukan hanya China.
Di lain pihak, penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, justru membantah adanya rencana pembatasan itu.
(prm) Next Article Bursa Australia & Korea Selatan Kompak Dibuka Turun
Indeks ASX 200 di Australia nyaris stagnan dengan mencatatkan kenaikan 0,01% ke 6.198,2 sementara indeks Kospi di Korea Selatan menguat tipis 0,1% menjadi 2.353,18, menurut data CNBC International pukul 7.33 WIB.
Sebelumnya, bursa Jepang dibuka dengan koreksi meskipun Wall Street dini hari tadi berhasil rebound.
Secara umum, bursa saham di seluruh dunia tampaknya sedang bangkit dari kecemasan terkait perang dagang yang merontokkan berbagai indeks acuan di sesi perdagangan hari sebelumnya.
Kecemasan terkait kebijakan perdagangan global memuncak kembali pada hari Senin setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan ingin membatasi investasi perusahaan China di sektor teknologi AS.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan laporan itu adalah berita palsu namun ia menambahkan bahwa langkah itu akan diterapkan ke seluruh negara, bukan hanya China.
Di lain pihak, penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, justru membantah adanya rencana pembatasan itu.
(prm) Next Article Bursa Australia & Korea Selatan Kompak Dibuka Turun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular