Lawan Yuan yang Dilemahkan, Rupiah Tak Mampu Menang

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 June 2018 13:18
Di hadapan yuan China, yang sengaja dilemahkan, rupiah pun kurang bertaji.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah masih tertekan pada perdagangan hari ini. Di hadapan yuan China, yang sengaja dilemahkan, rupiah pun kurang bertaji. 

Pada Selasa (26/6/2018) pukul 13:03 WIB, CNY 1 dihargai Rp 2.164,25. Rupiah melemah 0,08% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Reuters

Sebenarnya yuan sedang melemah secara global. Terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yuan melemah 0,19% pada pukul 13:08 WIB. 

Sebagai informasi, yuan China sengaja dilemahkan. Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) memasang titik tengah yuan di 6,518/US$ atau 0,44% lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Yuan hanya diperbolehkan menguat atau melemah maksimal 2% dari titik tersebut. 

Selain itu, PBoC juga berencana melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin untuk meningkatkan penyaluran kredit. Kebijakan ini diperkirakan mampu menghasilkan likuiditas sebesar 700 miliar yuan (Rp 1.520,18 triliun) yang akan berputar di perekonomian Negeri Panda. 

Pelonggaran GWM akan membuat likuiditas yuan membanjir sehingga nilainya semakin murah. Ditambah lagi PBoC juga menetapkan kurs acuan yang lebih depresiatif.
 

Namun itu semua belum mampu membuat rupiah menguat terhadap sang mata uang rakyat alias renminbi. Mungkin penyebabnya adalah aliran devisa dari sektor perdagangan yang memihak China. 

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 defisit cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar. Ekspor tumbuh cukup baik yaitu 12,47% year-on-year (YoY).  

Namun impor tumbuh jauh lebih cepat yaitu 28,12% YoY. Banjir impor ini membuat defisit neraca perdagangan lumayan besar.

Terhadap China, Indonesia mengalami defisit perdagangan yang sangat lebar. Ekspor non migas ke Tiongkok pada Mei tercatat US$ 2,09 miliar sementara impornya mencapai US$ 4,45 miliar. Artinya ada defisit US$ 2,36 miliar. 
 

Defisit perdagangan menandakan arus devisa lebih banyak terbang ke China. Ini membuat yuan lebih punya fondasi untuk menguat meninggalkan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Lawan Yuan, Rupiah Telemah Sejak September 2015

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular