
Lawan Yuan, Rupiah Telemah Sejak September 2015
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
21 May 2018 12:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China bergerak melemah. Pelemahan ini didorong oleh kondisi pasar saham di masing-masing negara.
Pada Senin (21/5/2018) pukul 12:25 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.224,20. Rupiah bergerak melemah 0,33% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak September 2015
(insert grafis)
Pelemahan rupiah mengakibatkan harga jual yuan di beberapa bank nasional menembus di atas Rp 2.300. Berikut perkembangan perdagangan yuan hingga pukul 12:20 WIB:
Keperkasaan yuan siang ini didorong oleh kondisi pasar saham Shanghai Stock Exchange Index (SSEC) yang terus meningkat. Hingga siang ini, indeks SSEC berada di posisi 3.128,07 atau naik 0,78% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Kenaikan ini didorong oleh kondisi terkini terkait negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara telah setuju untuk menurunkan tensi melalui pengurangan tarif impor. Kondisi ini membuat investor lebih tenang sehingga mendorong aliran valas masuk ke pasar saham.
Hal sebaliknya terjadi dengan bursa saham di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun sekitar 0,7%. Penurunan ini tidak lepas dengan pelemahan rupiah yang semakin parah, nyaris ke Rp 14.200/US$.
Meskipun Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan, hal tersebut nampaknya belum cukup meredam pelemahan rupiah. Akibatnya aksi jual oleh investor asing hingga siang ini mencapai Rp 429,5 miliar. Situasi yang saling kontradiktif ini mengakibatkan yuan masih lebih perkasa dihadapan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article AS-China 'Gencatan Senjata', Yuan Menguat Lawan Rupiah
Pada Senin (21/5/2018) pukul 12:25 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.224,20. Rupiah bergerak melemah 0,33% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak September 2015
(insert grafis)
Bank | Harga Beli | Status | Harga Jual | Status |
Bank Mandiri | Rp 2.116,00 | Naik | Rp 2.274,00 | Naik |
Bank BRI | Rp 2.147,30 | Naik | Rp 2.307,84 | Naik |
Bank BTN | Rp 2.108,00 | Naik | Rp 2.333,00 | Naik |
Bank BCA | Rp 2.148,00 | Naik | Rp 2.279,00 | Naik |
Keperkasaan yuan siang ini didorong oleh kondisi pasar saham Shanghai Stock Exchange Index (SSEC) yang terus meningkat. Hingga siang ini, indeks SSEC berada di posisi 3.128,07 atau naik 0,78% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Kenaikan ini didorong oleh kondisi terkini terkait negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara telah setuju untuk menurunkan tensi melalui pengurangan tarif impor. Kondisi ini membuat investor lebih tenang sehingga mendorong aliran valas masuk ke pasar saham.
Hal sebaliknya terjadi dengan bursa saham di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun sekitar 0,7%. Penurunan ini tidak lepas dengan pelemahan rupiah yang semakin parah, nyaris ke Rp 14.200/US$.
Meskipun Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan, hal tersebut nampaknya belum cukup meredam pelemahan rupiah. Akibatnya aksi jual oleh investor asing hingga siang ini mencapai Rp 429,5 miliar. Situasi yang saling kontradiktif ini mengakibatkan yuan masih lebih perkasa dihadapan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article AS-China 'Gencatan Senjata', Yuan Menguat Lawan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular