Dampak Perang Dagang Diperkirakan Minim, Harga Batu Bara Naik

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
26 June 2018 11:46
Penguatan harga si batu hitam didukung meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak perang dagang AS-China terhadap arus perdagangan batu bara.
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka mengawali pekan ini dengan ditutup menguat 0,39% ke US$114,5/ton pada perdagangan hari Senin (12/06/2018). Penguatan harga si batu hitam didukung meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak perang dagang AS-China terhadap arus perdagangan batu bara.

Penguatan harga batu bara kemarin mampu membalikkan momentum pelemahan di sepanjang pekan lalu. Sebagai catatan, harga batu bara terkoreksi 0,83% dalam seminggu terakhir. Performa mingguan negatif tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak pertengahan April 2018.

Dampak Perang Dagang Diperkirakan Minim, Harga Batu Bara NaikFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Harga batu bara memang sempat tertekan oleh membaranya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China di pekan lalu. Diawali dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengenakan bea masuk 25% terhadap lebih dari 800 produk China mulai 6 Juli. Kebijakan ini kemudian memantik balas dendam Beijing, yang juga akan memberlakukan bea masuk 25% kepada lebih dari 600 produk AS mulai 6 Juli, termasuk di antaranya batu bara kokas yang dipakai industri baja. 

Namun, nampaknya pasar mulai menilai bahwa perkembangan perang dagang tersebut tidak akan memengaruhi pasar batu bara dunia secara signifikan. Mengutip komentar Wood Mackenzie, China hanya mengimpor 400.000 ton batu bara dari AS, atau hanya sekitar 2,6% dari total impor batu bara China, dan 1,7% dari total ekspor batu bara AS, pada kuartal I-2018. Apabila dilihat secara historis, kontribusi batu bara AS ke China paling tinggi hanya mencapai 4% pada tahun 2012.

Sebelum adanya kenaikan, bea masuk batu bara AS hanya sekitar 3-6%, sementara untuk Australia dan Indonesia dibebaskan. Mempertimbangkan biaya pengiriman yang lebih tinggi, AS memang tidak pernah menjadi pemasok batu bara yang kompetitif secara biaya ke China, kecuali jika terjadi disrupsi pasokan besar yang tidak terduga dari Australia.

Kemudian, sentimen positif lainnya yang mendukung penguatan harga batu bara adalah Minerals Council of Australia yang mengestimasikan peningkatan impor batu bara thermal dari India ke 145 juta ton pada tahun ini.

Meski demikian, kenaikan harga batu bara pada awal pekan ini diperkirakan tidak akan bertahan lama. Harga batu bara sejatinya masih rawan terkoreksi. Penyebabnya adalah meningkatnya cadangan batu bara di 6 pembangkit listrik utama di China sebesar 5,4% pekan lalu, atau mencapai level tertingginya sejak pertengahan April 2018.

TIM RISET CNCB INDONESIA

(RHG/RHG) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular