
Badai Impor Bikin IHSG ke Zona Merah
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
25 June 2018 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini resmi terperosok ke zona merah, pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor Indonesia periode Mei. Sampai dengan berita ini diturunkan, IHSG melemah 0,31% ke level 5.803,78.
Ekspor Indonesia sepanjang bulan lalu tercatat tumbuh 12,47% YoY, sementara impor melonjak hingga 28,12% YoY. Capaian tersebut, khususnya untuk impor, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, dimana para ekonom memperkirakan ekspor tumbuh 8,38% YoY, sementara impor diperkirakan tumbuh 12,13% YoY.
Lantas, defisit neraca perdagangan bulan Mei adalah sebesar US$ 1,52 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang sekitar US$ 1 juta saja.
Sebagai catatan, defisit neraca perdagangan bulan April adalah sebesar US$ 1,63 miliar, dimana ini merupakan defisit terdalam semenjak April 2014.
Neraca perdagangan yang kembali mencatatkan defisit yang besar pada bulan Mei tentu akan menjadi pemberat pergerakan rupiah, dikarenakan hal tersebut akan memberi tekanan bagi neraca berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Hingga menjelang akhir sesi 1, rupiah melemah 0,41% ke level Rp 14.133/dolar AS. Seiring pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 144,9 miliar.
(hps) Next Article Perhatian! Ekspor Indonesia Turun 4,7% ke US$ 13,87 M
Ekspor Indonesia sepanjang bulan lalu tercatat tumbuh 12,47% YoY, sementara impor melonjak hingga 28,12% YoY. Capaian tersebut, khususnya untuk impor, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, dimana para ekonom memperkirakan ekspor tumbuh 8,38% YoY, sementara impor diperkirakan tumbuh 12,13% YoY.
Lantas, defisit neraca perdagangan bulan Mei adalah sebesar US$ 1,52 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang sekitar US$ 1 juta saja.
Neraca perdagangan yang kembali mencatatkan defisit yang besar pada bulan Mei tentu akan menjadi pemberat pergerakan rupiah, dikarenakan hal tersebut akan memberi tekanan bagi neraca berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Hingga menjelang akhir sesi 1, rupiah melemah 0,41% ke level Rp 14.133/dolar AS. Seiring pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 144,9 miliar.
(hps) Next Article Perhatian! Ekspor Indonesia Turun 4,7% ke US$ 13,87 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular