BI Siap Naikkan Bunga, Pelemahan Rupiah Terdalam di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2018 16:46
Dolar AS Terlalu Perkasa
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Apresiasi dolar yang berlangsung sejak pertengahan pekan lalu sulit dihentikan karena saat ini The Federal Reserve/The Fed seakan menjadi satu-satunya bank sentral negara maju yang berani memperketat kebijakan moneter. Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. 

Kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali sepanjang 2018 pun semakin terbuka. Ini karena median dot plot (proyeksi suku bunga) pada akhir tahun ini berada di 2,25-2,5%.  

Sementara European Central Bank (ECB) masih malu-malu bicara kenaikan suku bunga. ECB memang memutuskan untuk mengurangi dosis stimulus fiskal mulai September, dan kemudian mengakhirinya pada Desember. Namun untuk kenaikan suku bunga acuan, setidaknya baru dilakukan pada musim panas 2019. 

Dalam forum ekonomi di Sintra (Portugal), Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bank sentral masih akan sabar dalam hal menaikkan suku bunga. Sebagai informasi, saat ini suku bunga refinancing masih bertahan di 0%, sementara lending facility dan deposit facility masing-masing 0,25% dan 0,4%. 

"Kami akan tetap sabar untuk menentukan waktu kapan menaikkan suku bunga. Kemudian, penyesuaian kebijakan moneter setelah itu juga akan dilakukan secara gradual," kata Draghi dalam forum ECB di Sintra, dikutip dari Reuters.  

Sementara Bank of England (BoE) hari ini melakukan pertemuan untuk memutuskan suku bunga acuan. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan BoE masih akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan tersebut. 

The Fed pun melaju di depan dan ini berita bagus bagi greenback. Kenaikan suku bunga, apalagi secara agresif, adalah obat kuat mujarab untuk mendongrak nilai mata uang. 

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular