
Di-bully Dolar AS, Euro Masih Bisa Menguat Lawan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2018 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Euro adalah mata uang yang sedang terluka. Mata uang Benua Biru kena bully habis oleh dolar Amerika Serikat (AS) sejak pekan lalu. Namun mata uang terluka ini masih mampu menguat di hadapan rupiah.
Pada Kamis (21/6/2018) pukul 13:25 WIB, EUR ditransaksikan di Rp 16.276,14. Rupiah melemah tipis 0,02%. Stagnan saja, hampir tidak bergerak.
Berikut perkembangan nilai tukar euro di sejumlah bank nasional:
Euro sudah melemah sejak pertengahan pekan lalu. Penyebabnya adalah hasil rapat European Central Bank (ECB) yang kurang sesuai dengan harapan pasar.
ECB memutuskan untuk mengurangi dosis stimulus fiskal mulai September, dan kemudian mengakhirinya pada Desember. Untuk kenaikan suku bunga acuan, ECB memberi petunjuk baru akan dinaikkan setidaknya pada musim panas 2019.
Namun dalam forum ekonomi di Sintra (Portugal), Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bank sentral masih akan sabar dalam hal menaikkan suku bunga. Sebagai informasi, saat ini suku bunga refinancing masih bertahan di 0%, sementara lending facility dan deposit facility masing-masing 0,25% dan 0,4%.
"Kami akan tetap sabar untuk menentukan waktu kapan menaikkan suku bunga. Kemudian, penyesuaian kebijakan moneter setelah itu juga akan dilakukan secara gradual," kata Draghi dalam forum ECB di Sintra, dikutip dari Reuters.
Ketidakpastian arah kebijakan moneter ECB membuat euro 'dihukum' oleh pasar. Euro mengalami tekanan jual, dan sebenarnya masih berlangsung hingga hari ini.
Investor lebih memilih menanamkan uangnya ke dolar AS. Pasalnya, The Federal Reserve/The Fed kini bisa dibilang menjadi satu-satunya bank sentral negara maju yang sudah mengeksekusi pengetatan moneter. Bahkan kenaikan suku bunga acuan di AS bisa sampai empat kali sepanjang tahun ini.
Euro pun babak belur ditekan oleh dolar AS. Namun meski begitu, euro masih bisa menguat terhadap rupiah meski sangat tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Melemah 0,03%, Rupiah Belum Mampu Taklukkan Euro
Pada Kamis (21/6/2018) pukul 13:25 WIB, EUR ditransaksikan di Rp 16.276,14. Rupiah melemah tipis 0,02%. Stagnan saja, hampir tidak bergerak.
![]() |
Berikut perkembangan nilai tukar euro di sejumlah bank nasional:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | Rp 16.091,00 | Rp 16.507,00 |
Bank BRI | Rp 16.194,67 | Rp 16.404,23 |
Bank BCA | Rp 16.081,00 | Rp 16.506,00 |
Bank Mandiri | Rp 16.025,00 | Rp 16.440,00 |
Euro sudah melemah sejak pertengahan pekan lalu. Penyebabnya adalah hasil rapat European Central Bank (ECB) yang kurang sesuai dengan harapan pasar.
ECB memutuskan untuk mengurangi dosis stimulus fiskal mulai September, dan kemudian mengakhirinya pada Desember. Untuk kenaikan suku bunga acuan, ECB memberi petunjuk baru akan dinaikkan setidaknya pada musim panas 2019.
Namun dalam forum ekonomi di Sintra (Portugal), Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bank sentral masih akan sabar dalam hal menaikkan suku bunga. Sebagai informasi, saat ini suku bunga refinancing masih bertahan di 0%, sementara lending facility dan deposit facility masing-masing 0,25% dan 0,4%.
"Kami akan tetap sabar untuk menentukan waktu kapan menaikkan suku bunga. Kemudian, penyesuaian kebijakan moneter setelah itu juga akan dilakukan secara gradual," kata Draghi dalam forum ECB di Sintra, dikutip dari Reuters.
Ketidakpastian arah kebijakan moneter ECB membuat euro 'dihukum' oleh pasar. Euro mengalami tekanan jual, dan sebenarnya masih berlangsung hingga hari ini.
Investor lebih memilih menanamkan uangnya ke dolar AS. Pasalnya, The Federal Reserve/The Fed kini bisa dibilang menjadi satu-satunya bank sentral negara maju yang sudah mengeksekusi pengetatan moneter. Bahkan kenaikan suku bunga acuan di AS bisa sampai empat kali sepanjang tahun ini.
Euro pun babak belur ditekan oleh dolar AS. Namun meski begitu, euro masih bisa menguat terhadap rupiah meski sangat tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Melemah 0,03%, Rupiah Belum Mampu Taklukkan Euro
Most Popular