
Melemah 0,03%, Rupiah Belum Mampu Taklukkan Euro
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 April 2018 15:55

Jakarta, CNCB Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap euro hari ini bergerak melemah. Kenaikan peringkat (rating) Indonesia oleh Moody's belum mampu membawa rupiah terapresiasi terhadap mata uang Benua Biru.
Pada Jumat (13/4/2018) pukul 14:00 WIB, EUR 1 dibanderol Rp 16.975,00. Rupiah melemah 0,03% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Penguatan yang terjadi pada euro tidak lepas dari rilis ikhtisar rapat (minutes of meeting) Bank Sentral Eropa/ECB. Dalam risalah terssebut, ECB sepertinya semakin meyakini bahwa ekonomi sudah pulih.
Dalam risalah tersebut, ECB memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibandingkan perkiraan. "Dari informasi yang didapat, semua mengkonformasi bahwa pemulihan ekonomi akan meluas," sebut risalah itu.
Oleh karena itu, ECB pun memperkirakan laju inflasi akan terakselerasi dalam bulan-bulan ke depan. Konsensus Reuters memperkirakan bahwa inflasi Maret 2018 di kisaran 1%.
Perkiraan ini mendorong ekspektasi pasar bahwa ECB akan memperketat kebijakan moneternya. Pada akhir bulan ini, ECB akan mengadakan pertemuan bulanan untuk menentukan arah kebijakan moneter dan suku bunga acuan.
Apalagi dalam risalah rapat ECB disebutkan bahwa anggota dewan gubernur mengusulkan agar kata 'bias longgar' mulai dihilangkan dari sikap (stance) kebijakan moneter. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi pembelian surat-surat berharga.
Perkembangan ini membuat mata uang euro mendapat suntikan energi untuk menguat terhadap mata uang global, termasuk rupiah. Meski rupiah mendapat sentimen positif dari kenaikan rating oleh Moody's, tetapi sepertinya belum cukup kuat untuk menghadapi rencana pelonggaran moneter oleh ECB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat 0,53%, Euro Tak Lagi di Rp 17.000
Pada Jumat (13/4/2018) pukul 14:00 WIB, EUR 1 dibanderol Rp 16.975,00. Rupiah melemah 0,03% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Oleh karena itu, ECB pun memperkirakan laju inflasi akan terakselerasi dalam bulan-bulan ke depan. Konsensus Reuters memperkirakan bahwa inflasi Maret 2018 di kisaran 1%.
Perkiraan ini mendorong ekspektasi pasar bahwa ECB akan memperketat kebijakan moneternya. Pada akhir bulan ini, ECB akan mengadakan pertemuan bulanan untuk menentukan arah kebijakan moneter dan suku bunga acuan.
Apalagi dalam risalah rapat ECB disebutkan bahwa anggota dewan gubernur mengusulkan agar kata 'bias longgar' mulai dihilangkan dari sikap (stance) kebijakan moneter. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi pembelian surat-surat berharga.
Perkembangan ini membuat mata uang euro mendapat suntikan energi untuk menguat terhadap mata uang global, termasuk rupiah. Meski rupiah mendapat sentimen positif dari kenaikan rating oleh Moody's, tetapi sepertinya belum cukup kuat untuk menghadapi rencana pelonggaran moneter oleh ECB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat 0,53%, Euro Tak Lagi di Rp 17.000
Most Popular