Bos BEI: Musuh Besar Pasar Modal adalah Kenaikan Suku Bunga
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
21 June 2018 09:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan kenaikan suku bunga acuan akan membuat pasar modal tidak kondusif. Jika kebijakan tersebut ditetapkan BI, akan memengaruhi appetite investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
"Memang sekarang bank sentral AS mau menaikkan lagi suku bunga, kalau bank sentral AS naik (suku bunga), (suku bunga) kita juga kemungkinan ikut naik. Kalau ditanya pendapat, sebagai orang pasar modal, terus terang saya tidak mau (bunga acuan) naik lagi. Saya bisa mengatakan, pasar modal nanti bisa tidak kondusif, karena musuh besar pasar modal adalah kenaikan suku bunga," ujar Tito saat ditemui CNBC Indonesia, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/6).
Lebih lanjut, Tito menjelaskan dengan memberikan contoh, suku bunga naik otomatis juga menaikkan suku bunga deposito. Jika return deposito naik menjadi 5%, tapi dengan risiko rendah, dibandingkan dengan return berinvestasi di pasar modal yang sebesar 8% tetapi dengan risiko tinggi, maka berinvestasi di deposito akan lebih menarik untuk investor yang mencari aman.
"Semua memang tergantung karakteristik investor, tapi investor yang mau main aman kan tidak hanya satu orang saja," tambah calon petahana direksi BEI periode 2019-2023 ini.
Tetapi menurutnya, yang perlu digarisbawahi saat ini adalah terkait kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Ia mengatakan, kerentanan dan ketidakpastian di pasar modal memang masih ada, tetapi frekuensi transaksi perdagangan juga masih tetap tinggi, masih banyak investor baru yang masuk, dan saham-saham domestik masih diminati.
"Saat ini transaksi investor lokal di pasar modal Indonesia itu sudah 80%. Jadi, pasar modal itu bukan penyebab turunnya atau naiknya perekonomian, tapi gejolak perekonomian itu merefleksikan dirinya di pasar modal sebelum gejolak itu terjadi," pungkas Tito.
(hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
"Memang sekarang bank sentral AS mau menaikkan lagi suku bunga, kalau bank sentral AS naik (suku bunga), (suku bunga) kita juga kemungkinan ikut naik. Kalau ditanya pendapat, sebagai orang pasar modal, terus terang saya tidak mau (bunga acuan) naik lagi. Saya bisa mengatakan, pasar modal nanti bisa tidak kondusif, karena musuh besar pasar modal adalah kenaikan suku bunga," ujar Tito saat ditemui CNBC Indonesia, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/6).
Lebih lanjut, Tito menjelaskan dengan memberikan contoh, suku bunga naik otomatis juga menaikkan suku bunga deposito. Jika return deposito naik menjadi 5%, tapi dengan risiko rendah, dibandingkan dengan return berinvestasi di pasar modal yang sebesar 8% tetapi dengan risiko tinggi, maka berinvestasi di deposito akan lebih menarik untuk investor yang mencari aman.
Tetapi menurutnya, yang perlu digarisbawahi saat ini adalah terkait kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Ia mengatakan, kerentanan dan ketidakpastian di pasar modal memang masih ada, tetapi frekuensi transaksi perdagangan juga masih tetap tinggi, masih banyak investor baru yang masuk, dan saham-saham domestik masih diminati.
"Saat ini transaksi investor lokal di pasar modal Indonesia itu sudah 80%. Jadi, pasar modal itu bukan penyebab turunnya atau naiknya perekonomian, tapi gejolak perekonomian itu merefleksikan dirinya di pasar modal sebelum gejolak itu terjadi," pungkas Tito.
(hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular