Akumulasi Sentimen Selama Libur Bikin IHSG Anjlok 2,5%

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 June 2018 11:16
Analis kompak mengatakan hal ini disebabkan akumulasi sentimen baik dari eksternal maupun internal yang terjadi sepanjang libur Lebaran kemarin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi lebih dari 2% di hari pertama perdagangan dibuka pasca libur panjang Lebaran kali ini. Analis kompak mengatakan hal ini disebabkan akumulasi sentimen baik dari eksternal maupun internal yang terjadi sepanjang libur Lebaran kemarin.
 
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, selama Bursa Indonesia libur sekitar 7 hari perdagangan banyak sekali perubahan yang terjadi di pasar global, di antaranya kembali naiknya FFR sebanyak 25 bps, semakin meruncingnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok yang mengakibatkan Bursa Regional turun tajam seperti HSI yang ditutup -6.49%, Nikkei terkoreksi 2.38%, DJIA -2.14% serta berjatuhannya harga komoditas, kecuali batu bara yang naik 1.09%.
 
"Disamping itu ternyata EIDO (EFT dengan aset dasar saham Indonesia, yang ditransaksikan di Wall Street) juga turun tajam sebanyak 7,6%. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah Rupiah terhadap dolar AS yang masih melemah dan tidak jauh dari Rp 14.000, rencana 2 kali lagi The Fed akan menaikkan FFR, direspons Bank Indonesia dengan kembali menaikkan 7 Day Repo Rate di 28 Juni nanti," terang Edwin kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Rabu (20/6).
 
Melihat hal tersebut, Edwin memperkirakan, pada hari ini IHSG akan bergerak di kisaran support 5.800 dan resistance di level 6.025.
 
Manajer Riset Shinhan Sekuritas Indonesia Hendry Andrean menuturkan, faktor perang dagang yang semakin memanas antara AS dan Tiongkok, serta kenaikan suku bunga the Fed yang memengaruhi pergerakan mata uang Garuda menjadi sentimen negatif pada pasar dalam negeri yang membuat IHSG konsolidasi melemah.
                
"Saya melihat IHSG sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga jika ada sentimen negatif yang berpotensi memberi tekanan terhadap nilai tukar rupiah, IHSG langsung bereaksi negatif," tutur Hendry saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (20/6).
 
Hal serupa juga disampaikan oleh analis Danpac Sekuritas Harry Wijaya. Menurut Harry, IHSG masih dalam tren penurunan, sehingga harus lebih hati-hati.
 
"Support kuat IHSG untuk hari ini sampai beberapa hari ke depan ada di level 5.716, kalau tembus ke bawah 5.716, berarti masih lanjut tren penurunan. Untuk hari ini mungkin IHSG akan bergerak di level 5.800-5.900," pungkas Harry.


(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular