Usai Libur Lebaran, Dolar AS Diproyeksi Lompat ke Rp 14.150
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
18 June 2018 13:40
Jakarta, CNBC Indonesia - Seminggu libur lebaran, rupiah praktis tanpa perdagangan. Namun, bagaimana nilai tukar rupiah ketika pembukaan perdagangan kelak (20 Juni 2018)?
Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro mengungkapkan, nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang 13.900-14.150/dolar AS. Nilai tukar tersebut ditopang oleh sejumlah sentimen positif.
"Faktor positifnya adalah kebijakan BI yang preemptive, inflasi yang rendah dan [Imbal Hasil] US Treasury yang di bawah 3%," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Senin (18/6/2018).
Namun selain faktor positif tersebut, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Akibatnya, nilai tukar rupiah bisa menyentuh di atas 14.100.
"Dollar index menguat terus, pada Kamis nanti menurut saya rupiah bisa di atas 14.100, tapi tidak menyentuh 14.200. Range-nya 13.900-14.150," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual mengungkapkan, nilai tukar rupiah bisa berpotensi melemah pada pembukaan perdagangan nanti.
"Pasca Fed yang ekspektasi akan naikkan 4 kali tahun ini, mata uang negara-negara emerging market agak tertekan," ucap dia.
Di sisi lain, pada Senin (18/6/2018) pukul 10:30 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama), menguat 0,07%. Dollar Index menguat tajam pada 13 Juni dan belum terhenti sampai saat ini. Terhadap sejumlah mata uang utama Asia, dolar AS pun perkasa.
Sentimen perang dagang AS-China ternyata tidak melunturkan kekuatan dolar AS. Akhir pekan lalu, babak baru perang dagang dimulai setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memberlakukan bea masuk 25% kepada 818 produk China mulai 6 Juli mendatang. Kebijakan yang mendatangkan serangan balik cepat dari China, yang juga mengenakan bea masuk 25% kepada 659 produk AS.
Sementara pada penutupan perdagangan sebelum libur lebaran, dolar AS diperdagangkan di level Rp 13.900/US$,
(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro mengungkapkan, nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang 13.900-14.150/dolar AS. Nilai tukar tersebut ditopang oleh sejumlah sentimen positif.
"Faktor positifnya adalah kebijakan BI yang preemptive, inflasi yang rendah dan [Imbal Hasil] US Treasury yang di bawah 3%," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Senin (18/6/2018).
"Dollar index menguat terus, pada Kamis nanti menurut saya rupiah bisa di atas 14.100, tapi tidak menyentuh 14.200. Range-nya 13.900-14.150," ungkap dia.
"Pasca Fed yang ekspektasi akan naikkan 4 kali tahun ini, mata uang negara-negara emerging market agak tertekan," ucap dia.
Di sisi lain, pada Senin (18/6/2018) pukul 10:30 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama), menguat 0,07%. Dollar Index menguat tajam pada 13 Juni dan belum terhenti sampai saat ini. Terhadap sejumlah mata uang utama Asia, dolar AS pun perkasa.
Sentimen perang dagang AS-China ternyata tidak melunturkan kekuatan dolar AS. Akhir pekan lalu, babak baru perang dagang dimulai setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memberlakukan bea masuk 25% kepada 818 produk China mulai 6 Juli mendatang. Kebijakan yang mendatangkan serangan balik cepat dari China, yang juga mengenakan bea masuk 25% kepada 659 produk AS.
Sementara pada penutupan perdagangan sebelum libur lebaran, dolar AS diperdagangkan di level Rp 13.900/US$,
(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular