
The Fed Naik, BI Berikan Sinyal Kebijakan Suku Bunga Lagi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
15 June 2018 17:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), tak akan memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. BI memastikan, pergerakan mata uang Garuda akan tetap stabil.
(dob/dob) Next Article Kisi-kisi Bos BI Soal Kebijakan Bank Sentral RI di 2021
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal itu disebabkan pihaknya telah dan akan terus melakukan langkah-langkah pre-emptive, front loading, dan ahead the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi, salah satunya seperti menaikkan suku bunga acuan pada Mei lalu sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%.
"Kami tegaskan BI siap untuk melakukan langkah-langkah kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan juga ahead the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya stabilitas Rupiah," ujar Perry kepada media saat dijumpai ketika menggelar acara open house di rumah dinasnya, di Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Perry juga mengatakan, pihaknya pasti terus mempertimbangkan sejumlah arah kebijakan bank sentral di negara lain, termasuk bank sentral Eropa (ECB) yang mempertahankan suku bunga acuannya hingga tahun depan. Perry menyampaikan, hal tersebut akan menjadi perhatian BI dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 27-28 Juni mendatang.
"Tentu saja langkah pre-emptive itu dapat berupa kebijakan suku bunga, demikian juga yang sudah kami sampaikan diikuti dengan relaksasi kebijakan makro, konkritnya nanti kami akan bahas dan sampaikan dalam RDG 27 dan 28 Juni mendatang," ujarnya.
Dari segi cadangan devisa pun, Perry mengakui masih jauh lebih dari cukup untuk mengantisipasi langkah-langkah dan tekanan eksternal, untuk membayar impor, atau membayar utang luar negeri. Pihaknya memastikan, langkah-langkah pre-emptive akan membuat pasar keuangan Indonesia tetap menarik dan bahkan lebih menarik dari negara berkembang lain, sehingga itu menjadi satu pilihan investor asing.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, keputusan The Fed untuk menaikkan bunga acuan telah diprediksi oleh pasar. Sehingga hal tersebut tak akan mengganggu pasar keuangan dan kurs rupiah dipastikan stabil.
Adapun, ekonom senior Aviliani mengatakan, BI sudah mendapatkan kepercayaan pasar akan independensinya. Namun, menurutnya, karena The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga tiga kali, BI juga perlu menyesuaikan dengan menaikkan suku bunga acuan juga.
"Tapi karena The Fed mau naik tiga kali, saya rasa suku bunga acuan BI juga perlu naik. Dampaknya pasti positif dong," tutur Aviliani ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
"Kami tegaskan BI siap untuk melakukan langkah-langkah kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan juga ahead the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya stabilitas Rupiah," ujar Perry kepada media saat dijumpai ketika menggelar acara open house di rumah dinasnya, di Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Perry juga mengatakan, pihaknya pasti terus mempertimbangkan sejumlah arah kebijakan bank sentral di negara lain, termasuk bank sentral Eropa (ECB) yang mempertahankan suku bunga acuannya hingga tahun depan. Perry menyampaikan, hal tersebut akan menjadi perhatian BI dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 27-28 Juni mendatang.
Dari segi cadangan devisa pun, Perry mengakui masih jauh lebih dari cukup untuk mengantisipasi langkah-langkah dan tekanan eksternal, untuk membayar impor, atau membayar utang luar negeri. Pihaknya memastikan, langkah-langkah pre-emptive akan membuat pasar keuangan Indonesia tetap menarik dan bahkan lebih menarik dari negara berkembang lain, sehingga itu menjadi satu pilihan investor asing.
Tentu saja langkah pre-emptive itu dapat berupa kebijakan suku bunga.Gubernur BI Perry Warjiyo |
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, keputusan The Fed untuk menaikkan bunga acuan telah diprediksi oleh pasar. Sehingga hal tersebut tak akan mengganggu pasar keuangan dan kurs rupiah dipastikan stabil.
Adapun, ekonom senior Aviliani mengatakan, BI sudah mendapatkan kepercayaan pasar akan independensinya. Namun, menurutnya, karena The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga tiga kali, BI juga perlu menyesuaikan dengan menaikkan suku bunga acuan juga.
"Tapi karena The Fed mau naik tiga kali, saya rasa suku bunga acuan BI juga perlu naik. Dampaknya pasti positif dong," tutur Aviliani ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
(dob/dob) Next Article Kisi-kisi Bos BI Soal Kebijakan Bank Sentral RI di 2021
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular