
Ditopang Penghentian Stimulus, Bursa Saham Eropa Naik Lagi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 June 2018 15:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham kawasan Eropa dibuka di zona hijau pada perdagangan, Jumat (15/6/2018) hari ini. Indeks DAX, Jerman naik 0,07% ke level 13.115,85, kemudian indeks CAC 40, Prancis naik 0,26% ke level 5.542,82, dan indeks FTSE 100, Inggris dibuka flat di level 7.765,79.
Sementara itu, indeks SXXP 600 yang berisi 600 perusahaan dari 17 negara di wilayah Eropa dibuka di level 393,07, naik tipis dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin (14/6/2018) di level 393,04.
(ank/dob) Next Article ECB Bakal Kerek Suku Bunga, Bursa Eropa Dibuka Merah!
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Biru masih datang dari keputusan bank sentral Eropa yakni European Central Bank (ECB) untuk mengakhiri stimulus moneter (quantitative easing/QE) pada akhir 2018 nanti.
ECB mengatakan bahwa jika data-data ekonomi sesuai dengan proyeksi mereka, maka QE akan diperpanjang sampai dengan akhir tahun walaupun dengan besaran yang lebih kecil, seperti dikutip dari CNBC International.
Saat ini, ECB menggelontorkan dana senilai €30 miliar (US$ 35 miliar) untuk membeli surat berharga terbitan pemerintah maupun sektor swasta setiap bulannya, dengan tujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Program ini akan berakhir pada September mendatang. Besaran dari QE lantas akan dipangkas hingga setengahnya menjadi €15 miliar saja pada 3 bulan terakhir tahun ini.
Penghentian stimulus ini mengafirmasi sehatnya ekonomi zona euro. Sebelumnya, beberapa indikator memang sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada Mei 2018, inflasi di zona euro tercatat di level 1,9%, sudah mencapai target ECB yakni sedikit di bawah 2%.
Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa juga diperkirakan membaik. Sebelumnya, Komisi Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 2,1%. Namun, proyeksi ini kemudian direvisi menjadi 2,3%. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 juga diperbarui menjadi 2%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Pemulihan ekonomi di zona euro tentu merupakan hal yang menggembirakan. Pasalnya, berbagai tantangan mewarnai ekonomi pengguna mata uang euro tersebut dalam beberapa waktu terakhir, seperti krisis politik di Inggris (Brexit), kesulitan pembentukan pemerintahan di Italia , dan dan rencana pemisahan diri Catalunya dari Spanyol.
ECB mengatakan bahwa jika data-data ekonomi sesuai dengan proyeksi mereka, maka QE akan diperpanjang sampai dengan akhir tahun walaupun dengan besaran yang lebih kecil, seperti dikutip dari CNBC International.
Program ini akan berakhir pada September mendatang. Besaran dari QE lantas akan dipangkas hingga setengahnya menjadi €15 miliar saja pada 3 bulan terakhir tahun ini.
Penghentian stimulus ini mengafirmasi sehatnya ekonomi zona euro. Sebelumnya, beberapa indikator memang sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada Mei 2018, inflasi di zona euro tercatat di level 1,9%, sudah mencapai target ECB yakni sedikit di bawah 2%.
Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa juga diperkirakan membaik. Sebelumnya, Komisi Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 2,1%. Namun, proyeksi ini kemudian direvisi menjadi 2,3%. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 juga diperbarui menjadi 2%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Pemulihan ekonomi di zona euro tentu merupakan hal yang menggembirakan. Pasalnya, berbagai tantangan mewarnai ekonomi pengguna mata uang euro tersebut dalam beberapa waktu terakhir, seperti krisis politik di Inggris (Brexit), kesulitan pembentukan pemerintahan di Italia , dan dan rencana pemisahan diri Catalunya dari Spanyol.
(ank/dob) Next Article ECB Bakal Kerek Suku Bunga, Bursa Eropa Dibuka Merah!
Most Popular