8 Hari Berturut-turut Sudah Harga CPO di Zona Merah

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
13 June 2018 18:14
Harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2018 di bursa derivatif Malaysia ditutup melemah 0,43% ke level MYR2.316/ton pada perdagangan hari ini Rabu (13/6/2018).
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Agustus 2018 di bursa derivatif Malaysia ditutup melemah 0,43% ke level MYR2.316/ton pada perdagangan hari ini Rabu (13/6/2018). Dengan capaian tersebut, harga CPO masih berada di titik terendahnya sejak Juli 2016.

Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah terkoreksi selama 8 hari berturut-turut, dihantam ekspektasi lesunya permintaan memasuki bulan Juni 2018.

8 Hari Berturut-turut Sudah Harga CPO di Zona MerahFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Permintaan komoditas minyak kelapa sawit memang diestimasikan anjlok pada bulan ini seiring loyonya ekspor minyak menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Padahal, seharusnya permintaan komoditas minyak sayuran ini seharusnya mendapatkan momentum penguatan di bulan suci ini.

"Jika tren seperti ini berlanjut, eskpor Malaysia bulan Juni dapat menjadi lebih rendah daripada bulan Mei," tegas trader CPO yang berbasis di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/6/2018).

Sebagai informasi, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia tercatat turun 15,69% secara month-to-month (MtM) ke 1,29 juta ton pada bulan Mei 2018, mengutip data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), jauh lebih dalam dari penurunan bulan April sebesar 2,55%.

Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit justru diekspektasikan membaik pada beberapa bulan ke depan. Pada tahun 2017 saja, produksi CPO Malaysia tercatat mampu meningkat 20% lebih memasuki bulan Juli 2017. Alhasil, stok minyak kelapa sawit pun diprediksikan mulai membanjiri Negeri Jiran di bulan depan.Stok yang bertambah tentu akan membebani harga CPO.

Kekhawatiran pelaku pasar akan jatuhnya ekspor Malaysia pada bulan ini juga mulai menjadi kenyataan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Amspec Agri Malaysia, ekspor minyak kelapa sawit selama 1-10 Juni tercatat anjlok 20,1% MtM. Sementara, menurut SGS, pengiriman minyak kelapa sawit juga menurun 18,2% MtM.

Perkembangan inilah yang kemudian memaksa harga CPO terkoreksi cukup signifikan pada perdagangan hari ini. Adapun loyonya ekspor nampaknya masih terkait dengan kenaikan tarif impor CPO di India menjadi sebesar 44%. Sementara, untuk komoditas minyak sawit olahan malah dikenakan tarif yang lebih besar lagi, yakni 54%.

Tidak hanya sampai di situ, keputusan Pemerintah Malaysia untuk meneruskan kebijakan bea keluar sebesar 5% untuk produk CPO, menambah parah sentimen negatif yang ada. Sebagai informasi, kebijakan bea keluar ini mulai ditetapkan pada Bulan Mei lalu, dan nampaknya juga berkontribusi bagi melempemnya ekspor minyak kelapa sawit Malaysia.


(hps) Next Article Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular