
Tunggu Rapat The Fed, Bursa Utama Asia 'Merah'
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 June 2018 09:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Asia masih bergerak terbatas hari ini. Pelaku pasar menantikan pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) yang akan menentukan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).
Pada Rabu (13/6/2018), indeks Nikkei 225 dibuka melemah tipis 0,08%. Sementara Hang Seng juga terkoreksi 0,4%, Shanghai Composite turun 0,3%, dan Straits Times berkurang 0,02%.
Pasar keuangan Korea Selatan hari ini tidak beroperasi karena pemilu. Bursa Indonesia juga masih libur cuti bersama menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Investor sepertinya mengantisipasi pertemuan FOMC edisi Juni 2018. The Federal Reserve/The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. Kemungkinan kenaikan 25 basis poin tersebut adalah 96,3%, berdasarkan CME Fedwatch.
Data-data ekonomi AS terus mengonfirmasi bahwa The Fed memang harus mengetatkan kebijakan moneter. Pada Mei, laju inflasi di Negeri Paman Sam tercatat 2,8% secara year-on-year (YoY). Terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,5% YoY.
The Fed memiliki target untuk menjaga inflasi di kisaran 2% dalam jangka menengah. Dengan perekonomian AS yang terus menggeliat tentu akan menghasilkan dampak inflasi, sehingga perlu dijangkar melalui kebijakan moneter. Cara paling ampuh adalah dengan menaikkan suku bunga acuan.
The Fed yang hampir pasti menaikkan suku bunga acuan membuat pelaku pasar mengambil posisi. Mata uang dolar AS menjadi instrumen favorit investor saat ini. Terlihat dari Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) yang menguat 0,07%.
Investor memburu dolar AS karena saat suku bunga benar-benar naik mata nilai mata uang ini akan meningkat. Sebelum harganya makin mahal, investor pun memilih membeli dolar AS sekarang sehingga harga sudah naik terlebih dulu.
Akibat arus modal yang mengarah ke greenback, pasar saham pun agak terlupakan. Faktor ini yang membuat lautan merah terjadi di bursa utama Benua Kuning.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/roy) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Pada Rabu (13/6/2018), indeks Nikkei 225 dibuka melemah tipis 0,08%. Sementara Hang Seng juga terkoreksi 0,4%, Shanghai Composite turun 0,3%, dan Straits Times berkurang 0,02%.
Pasar keuangan Korea Selatan hari ini tidak beroperasi karena pemilu. Bursa Indonesia juga masih libur cuti bersama menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Data-data ekonomi AS terus mengonfirmasi bahwa The Fed memang harus mengetatkan kebijakan moneter. Pada Mei, laju inflasi di Negeri Paman Sam tercatat 2,8% secara year-on-year (YoY). Terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,5% YoY.
The Fed memiliki target untuk menjaga inflasi di kisaran 2% dalam jangka menengah. Dengan perekonomian AS yang terus menggeliat tentu akan menghasilkan dampak inflasi, sehingga perlu dijangkar melalui kebijakan moneter. Cara paling ampuh adalah dengan menaikkan suku bunga acuan.
The Fed yang hampir pasti menaikkan suku bunga acuan membuat pelaku pasar mengambil posisi. Mata uang dolar AS menjadi instrumen favorit investor saat ini. Terlihat dari Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) yang menguat 0,07%.
Investor memburu dolar AS karena saat suku bunga benar-benar naik mata nilai mata uang ini akan meningkat. Sebelum harganya makin mahal, investor pun memilih membeli dolar AS sekarang sehingga harga sudah naik terlebih dulu.
Akibat arus modal yang mengarah ke greenback, pasar saham pun agak terlupakan. Faktor ini yang membuat lautan merah terjadi di bursa utama Benua Kuning.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/roy) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular