
Suku Bunga Acuan AS Siap Naik, Harga Emas Turun 0,15%
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
12 June 2018 12:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka bergerak melemah 0,15% ke US$1.297/troy ounce, hingga pukul 09.00 WIB hari ini. Pelaku pasar nampaknya mencerna ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), serta pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada hari ini.
Dengan pergerakan tersebut, harga emas masih tidak mampu melanjutkan momen penguatan tipisnya pada awal pekan. Sebagai informasi, harga sang logam mulia masih mampu naik 0,06% pada perdagangan hari Senin (11/6/2018).
Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve/The Fed, diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga lagi pada hari Rabu (13/6/2018) dan mengabaikan perselisihan antara AS dan sekutunya di Barat tentang tarif perdagangan, kata seorang ekonom kepada CNBC International, Senin (11/6/2018).
Seperti diketahui, Trump menarik dukungannya atas pernyataan gabungan selepas pertemuan G7. Hal itu dipicu oleh komentar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang berkata dia akan menerapkan tarif balasan ke AS, meski dia tidak ingin "menghukum" pekerja Amerika.
Bahkan, orang no. 1 di AS itu mengunggah serangkaian tweet pada hari Senin (11/6/2018) untuk melampiaskan kemarahannya pada beberapa sekutu terdekat Washington yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Uara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Selain mengangkat defisit perdagangan AS yang begitu besar, Trump juga mencela sesama anggota NATO karena membayar secara tidak proporsional, lebih rendah dari yang dibayarkan Amerika Serikat untuk mempertahankan aliansi Barat.
Meski demikian, ketegangan dagang kemungkinan akan diabaikan oleh The Fed karena data perekonomian AS yang positif, kata Kepala Ekonom AS di High Frequency Economics Jim O'Sullivan, seperti dilansir dari CNBC International. Dia mengatakan rapat The Fed "hampir pasti menghasilkan kenaikan suku bunga lagi, disertai dengan pesan bahwa pengetatan kemungkinan berlanjut".
Pada awal bulan ini, data menunjukkan lapangan kerja di Negeri Paman Sam bertambah 223.000 pada Bulan Mei, melampaui estimasi ekonom di angka 188.000. Kemudian, pekan lalu, jumlah warga yang melakukan klaim terhadap tunjangan pengangguran juga berkurang 1.000 orang ke 222.000 orang, padahal pasar mengekspektasikan adanya kenaikan.
Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%-2%, kini mencapai 96,3%. Kenaikan suku bunga acuan akan mampu menjadi bahan bakar penguatan dolar AS, dan sebaliknya akan menekan permintaan emas. Sebagai informasi, Dollar Index, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menguat di kisaran 0,18% siang ini.
Sebagai tambahan, pelaku pasar juga masih mewaspadai hasil pertemuan antara Trump dan Kim Jong Un pada hari ini di Singapura. Sejauh ini situasinya masih konstruktif. Setelah berjabat tangan dan berfoto bersama, kedua pemimpin pindah ke ruangan lain tempat mereka duduk bersebelahan, dan memberikan pernyataan singkat kepada wartawan, CNBC International melaporkan.
Kami akan segera mengadakan diskusi yang hebat," kata Trump dan menambahkan bahwa ia mengharapkan sukses yang luar biasa dari pertemuan itu.
"Kami akan memiliki hubungan yang dahsyat - saya tidak ragu [mengenai itu]," ujar mantan taipan properti tersebut.
Sementara itu, Kim mengatakan "prasangka dan praktek-praktek lama menjadi halangan bagi jalan kami ke depan, namun kami telah mengatasi semuanya dan di sinilah kami hari ini.
"Ini adalah kali pertama kedua pemimpin yang sedang menjabat itu bertemu setelah bertahun-tahun saling bertukar ancaman dan ejekan akibat serangkaian uji coba nuklir Korea Utara.
(hps) Next Article Aura Perdamaian Korea dan Stabilnya Dolar AS Tekan Harga Emas
Dengan pergerakan tersebut, harga emas masih tidak mampu melanjutkan momen penguatan tipisnya pada awal pekan. Sebagai informasi, harga sang logam mulia masih mampu naik 0,06% pada perdagangan hari Senin (11/6/2018).
![]() |
Seperti diketahui, Trump menarik dukungannya atas pernyataan gabungan selepas pertemuan G7. Hal itu dipicu oleh komentar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang berkata dia akan menerapkan tarif balasan ke AS, meski dia tidak ingin "menghukum" pekerja Amerika.
Bahkan, orang no. 1 di AS itu mengunggah serangkaian tweet pada hari Senin (11/6/2018) untuk melampiaskan kemarahannya pada beberapa sekutu terdekat Washington yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Uara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Selain mengangkat defisit perdagangan AS yang begitu besar, Trump juga mencela sesama anggota NATO karena membayar secara tidak proporsional, lebih rendah dari yang dibayarkan Amerika Serikat untuk mempertahankan aliansi Barat.
Meski demikian, ketegangan dagang kemungkinan akan diabaikan oleh The Fed karena data perekonomian AS yang positif, kata Kepala Ekonom AS di High Frequency Economics Jim O'Sullivan, seperti dilansir dari CNBC International. Dia mengatakan rapat The Fed "hampir pasti menghasilkan kenaikan suku bunga lagi, disertai dengan pesan bahwa pengetatan kemungkinan berlanjut".
Pada awal bulan ini, data menunjukkan lapangan kerja di Negeri Paman Sam bertambah 223.000 pada Bulan Mei, melampaui estimasi ekonom di angka 188.000. Kemudian, pekan lalu, jumlah warga yang melakukan klaim terhadap tunjangan pengangguran juga berkurang 1.000 orang ke 222.000 orang, padahal pasar mengekspektasikan adanya kenaikan.
Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%-2%, kini mencapai 96,3%. Kenaikan suku bunga acuan akan mampu menjadi bahan bakar penguatan dolar AS, dan sebaliknya akan menekan permintaan emas. Sebagai informasi, Dollar Index, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menguat di kisaran 0,18% siang ini.
Sebagai tambahan, pelaku pasar juga masih mewaspadai hasil pertemuan antara Trump dan Kim Jong Un pada hari ini di Singapura. Sejauh ini situasinya masih konstruktif. Setelah berjabat tangan dan berfoto bersama, kedua pemimpin pindah ke ruangan lain tempat mereka duduk bersebelahan, dan memberikan pernyataan singkat kepada wartawan, CNBC International melaporkan.
Kami akan segera mengadakan diskusi yang hebat," kata Trump dan menambahkan bahwa ia mengharapkan sukses yang luar biasa dari pertemuan itu.
"Kami akan memiliki hubungan yang dahsyat - saya tidak ragu [mengenai itu]," ujar mantan taipan properti tersebut.
Sementara itu, Kim mengatakan "prasangka dan praktek-praktek lama menjadi halangan bagi jalan kami ke depan, namun kami telah mengatasi semuanya dan di sinilah kami hari ini.
"Ini adalah kali pertama kedua pemimpin yang sedang menjabat itu bertemu setelah bertahun-tahun saling bertukar ancaman dan ejekan akibat serangkaian uji coba nuklir Korea Utara.
(hps) Next Article Aura Perdamaian Korea dan Stabilnya Dolar AS Tekan Harga Emas
Most Popular