Abaikan Perpecahan G7, Wall Street Ditutup Menguat

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 June 2018 06:24
Investor juga menantikan rapat The Fed dan pertemuan Trump-Kim.
Foto: REUTERS/Chip East
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Amerika Serikat (AS) ditutup naik tipis pada perdagangan hari Senin (11/6/2018) karena investor menepis kekhawatiran terkait hiruk-pikuk pertemuan G7 akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu Presiden AS Donald Trump menyerang sekutu-sekutunya.

Wall Street juga mempersiapkan diri jelang pertemuan antara Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang akan digelar Selasa (12/6/2018) di Singapura, dilansir dari CNBC International.

Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,02% menjadi 25.322,31, S&P 500 menguat 0,11% dan ditutup di 2.782, sementara Nasdaq Composite bertambah 0,19% menjadi 7.659,93.

Saham-saham Facebook dan induk Google, Alphabet, melompat masing-masing 1,29% dan 0,72%.

Trump dan pemerintahannya mengritik Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan perdagangan internasional dalam pertemuan G7 akhir pekan lalu. AS juga menolak mendukung pernyataan bersama G7 yang menyerukan penurunan tarif perdagangan.

Sikapnya itu memantik ketegangan antara Trump dan para pemimpin negara-negara G7 lainnya.

Trump menyebut Trudeau mengkhianati AS dan mengatakan komentar sang perdana menteri terkait tarif Negeri Paman Sam "sangat tidak jujur dan lemah".


Dolar Kanada, yang cemas akan meningginya tensi perdagangan, melemah 0,4% terhadap dolar AS. Peso Meksiko juga anjlok 1,4%.

Pembicaraan G7 berakhir saat Trump bertolak ke Singapura untuk bertemu Kim guna membahas, di antaranya, hubungan kedua negara dan denuklirisasi.

Pasar saat ini tidak berharap pertemuan awal itu akan menghasilkan keputusan besar. Investor hanya ingin pertemuan bersejarah itu akan memperkuat hubungan antara Korea Utara yang terisolasi dengan seluruh negara di dunia.

Para investor juga menantikan rapat bank sentral AS, Federal Reserve, yang akan berlangsung hari Selasa dan Rabu.

Gubernur The Fed Jerome Powell diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin sebagai upaya menormalisasi kebijakan ekonomi di tengah menguatnya perekonomian Negeri Paman Sam.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular