
Investor Asing Kabur Rp 98,5 M, IHSG Masih Bisa Naik 0,61%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 June 2018 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,61% pada perdagangan hari ini ke level 6.106,7. Penguatan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham kawasan regional yang juga ditransaksikan di zona hijau.
Indeks Nikkei menguat 0,87%, indeks Hang Seng menguat 0,81%, indeks Strait Times menguat 0,05%, indeks Kospi menguat 0,69%, dan indeks KLCI (Malaysia) menguat 0,49%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,6 triliun dengan volume sebanyak 9,7 miliar saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 401.264 kali.
Sektor jasa keuangan (+1,23%) menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG seiring dengan kenaikan harga saham emiten-emiten perbankan, disusul oleh sektor barang konsumsi (+0,41%) di posisi 2.
Penguatan sektor barang konsumsi salah satunya ditopang oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menggembirakan. Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Mei 2018 di level 125,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 122,2.
"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Hal ini didorong oleh adanya THR (Tunjangan Hari Raya) dan menyambut Idul Fitri," sebut BI dalam rilis resminya.
Kenaikan IKK pada bulan lalu merupakan yang kedua sepanjang tahun ini, setelah IKK periode April juga naik dibandingkan dengan IKK Maret (dari 121,6 menjadi 122,2). Sementara pada 3 bulan pertama tahun ini, IKK terus menurun, walaupun masih berada di level yang optimis (di atas 100).
Saham-saham sektor barang konsumsi yang membukukan penguatan diantaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2,71%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+3,9%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,69%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+1,79%), dan PT Integra Indocabinet Tbk/WOOD (+7,27%).
Dari sisi eksternal, sentimen juga cukup mendukung bagi IHSG untuk membukukan penguatan. Presiden Trump dikabarkan telah bertemu dengan penasihat perdagangan Gedung Putih untuk membahas penawaran China yang ingin lebih banyak mengimpor produk Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, pejabat pemerintahan China telah menawarkan tambahan pembelian barang-barang asal AS senilai hampir US$ 70 miliar pada tahun depan jika AS membatalkan bea masuk bagi produk-produk ekspor asal Negeri Panda. Tawaran ini diungkapkan kala Menteri perdagangan AS Wilbur Ross mengunjungi China pada akhir pekan kemarin. Barang-barang yang akan dibeli oleh China berupa kedelai, jagung, gas alam, minyak mentah, batu bara, dan beberapa produk lainnya.
Masih dari bidang perdagangan, investor juga menyambut baik pernyataan dari Lawrence 'Larry' Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih. Kudlow mengatakan Trump akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela pertemuan G7 di Quebec pada 8-9 Juni mendatang.
Sebelumnya, pelaku pasar sempat dibuat grogi lantaran ada persepsi hubungan antara AS dengan negara-negara G7 lainnya akan memburuk kala pertemuan berlangsung.
Terhambat Pelemahan Rupiah
Namun, pelemahan rupiah menjadi penghambat laju bursa saham domestik. Sepanjang hari, rupiah terus-menerus berada dalam tekanan. Sampai dengan akhir perdagangan, rupiah melemah 0,11% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 13.865.
Pelemahan rupiah terjadi kala dolar AS sejatinya sedang berada dalam posisi yang lemah, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang anjlok 0,4% ke level 93,288.
Bisa jadi, investor tak menanggapi positif kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut yang akan diambil oleh Bank Indonesia (BI). Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo telah memastikan kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probablitias kenaikan bunga memang ada tapi tidak gila-gilaan. Terukur," kata Perry di Kantornya, Rabu (6/6/2018).
Sebagai efek samping dari pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 98,5 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing diantaranya: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 78,2 miliar), PT Waskita Karya Tbk/WSKT (Rp 57,2 miliar), PT XL Axiata Tbk/EXCL (Rp 54 miliar), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (Rp 50,2 miliar), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 36,8 miliar).
(hps) Next Article Keyakinan Konsumen Naik, Saham Sektor Ini Bisa Dilirik
Indeks Nikkei menguat 0,87%, indeks Hang Seng menguat 0,81%, indeks Strait Times menguat 0,05%, indeks Kospi menguat 0,69%, dan indeks KLCI (Malaysia) menguat 0,49%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,6 triliun dengan volume sebanyak 9,7 miliar saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 401.264 kali.
Penguatan sektor barang konsumsi salah satunya ditopang oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menggembirakan. Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Mei 2018 di level 125,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 122,2.
"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Hal ini didorong oleh adanya THR (Tunjangan Hari Raya) dan menyambut Idul Fitri," sebut BI dalam rilis resminya.
Kenaikan IKK pada bulan lalu merupakan yang kedua sepanjang tahun ini, setelah IKK periode April juga naik dibandingkan dengan IKK Maret (dari 121,6 menjadi 122,2). Sementara pada 3 bulan pertama tahun ini, IKK terus menurun, walaupun masih berada di level yang optimis (di atas 100).
Saham-saham sektor barang konsumsi yang membukukan penguatan diantaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2,71%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+3,9%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,69%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+1,79%), dan PT Integra Indocabinet Tbk/WOOD (+7,27%).
Dari sisi eksternal, sentimen juga cukup mendukung bagi IHSG untuk membukukan penguatan. Presiden Trump dikabarkan telah bertemu dengan penasihat perdagangan Gedung Putih untuk membahas penawaran China yang ingin lebih banyak mengimpor produk Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, pejabat pemerintahan China telah menawarkan tambahan pembelian barang-barang asal AS senilai hampir US$ 70 miliar pada tahun depan jika AS membatalkan bea masuk bagi produk-produk ekspor asal Negeri Panda. Tawaran ini diungkapkan kala Menteri perdagangan AS Wilbur Ross mengunjungi China pada akhir pekan kemarin. Barang-barang yang akan dibeli oleh China berupa kedelai, jagung, gas alam, minyak mentah, batu bara, dan beberapa produk lainnya.
Masih dari bidang perdagangan, investor juga menyambut baik pernyataan dari Lawrence 'Larry' Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih. Kudlow mengatakan Trump akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela pertemuan G7 di Quebec pada 8-9 Juni mendatang.
Sebelumnya, pelaku pasar sempat dibuat grogi lantaran ada persepsi hubungan antara AS dengan negara-negara G7 lainnya akan memburuk kala pertemuan berlangsung.
Terhambat Pelemahan Rupiah
Namun, pelemahan rupiah menjadi penghambat laju bursa saham domestik. Sepanjang hari, rupiah terus-menerus berada dalam tekanan. Sampai dengan akhir perdagangan, rupiah melemah 0,11% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 13.865.
Pelemahan rupiah terjadi kala dolar AS sejatinya sedang berada dalam posisi yang lemah, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang anjlok 0,4% ke level 93,288.
Bisa jadi, investor tak menanggapi positif kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut yang akan diambil oleh Bank Indonesia (BI). Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo telah memastikan kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probablitias kenaikan bunga memang ada tapi tidak gila-gilaan. Terukur," kata Perry di Kantornya, Rabu (6/6/2018).
Sebagai efek samping dari pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 98,5 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing diantaranya: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 78,2 miliar), PT Waskita Karya Tbk/WSKT (Rp 57,2 miliar), PT XL Axiata Tbk/EXCL (Rp 54 miliar), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (Rp 50,2 miliar), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 36,8 miliar).
(hps) Next Article Keyakinan Konsumen Naik, Saham Sektor Ini Bisa Dilirik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular