Dipimpin Saham Bank & Barang Konsumsi, IHSG Tembus 6.100

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 June 2018 14:54
IHSG berhasil kembali ke atas level 6.100 pada perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali ke atas level 6.100 pada perdagangan hari ini. Sampai dengan berita ini diturunkan, IHSG diperdagangkan di level 6.104,84 atau menguat 0,58% dibandingkan posisi kemarin (6/6/2018).

Sektor jasa keuangan (+0,87%) menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG seiring dengan kenaikan harga saham emiten-emiten perbankan, disusul oleh sektor barang konsumsi (+0,66%) di posisi 2.

Penguatan sektor barang konsumsi salah satunya ditopang oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menggembirakan. Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Mei 2018 di level 125,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 122,2.

"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Hal ini didorong oleh adanya THR (Tunjangan Hari Raya) dan menyambut Idul Fitri," sebut BI dalam rilis resminya.

Kenaikan IKK pada bulan lalu merupakan yang kedua sepanjang tahun ini, setelah IKK periode April juga naik dibandingkan dengan IKK Maret (dari 121,6 menjadi 122,2). Sementara pada 3 bulan pertama tahun ini, IKK terus menurun, walaupun masih berada di level yang optimis (di atas 100).

Saham-saham sektor barang konsumsi yang membukukan penguatan diantaranya: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+3,55%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+0,65%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+0,85%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+0,27%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+0,81%).

Patut Waspada
Namun, investor yang sedang berbelanja di pasar saham patut mewaspadai potensi pembalikan arah IHSG. Risiko datang dari pelemahan nilai tukar rupiah. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah melemah hingga 0,22% di pasar spot ke level Rp 13.880/dolar AS.

Pelemahan rupiah terjadi kala dolar AS sejatinya sedang berada dalam posisi yang lemah, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang anjlok 0,38% ke level 93,308.

Bisa jadi, investor tak menanggapi positif kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut yang akan diambil oleh Bank Indonesia (BI). Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo telah memastikan kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.

"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probablitias kenaikan bunga memang ada tapi tidak gila-gilaan. Terukur," kata Perry di Kantornya, Rabu (6/6/2018).

Jika pelemahan rupiah terus terjadi, bisa muncul persepsi bahwa rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) dari bank-bank di tanah air akan naik. Saham-saham emiten perbankan yang kini berada di zona hijau bisa dilepas oleh investor.

Mengingat sektor jasa keuangan berkontribusi paling besar bagi total kapitalisasi pasar IHSG (sekitar 28%), aksi jual pada saham-saham di sektor ini sangat mungkin membawa IHSG kembali meninggalkan level 6.100.
(hps) Next Article Keyakinan Konsumen Naik, Saham Sektor Ini Bisa Dilirik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular