
Tertekan di Otomotif, Bos Astra Ungkap Strategi Baru
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
07 June 2018 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) menyatakan bisnis otomotif perseroan tengah tertekan pada empat hingga lima bulan pertama tahun ini.
Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto mengatakan laba bersih perseroan turun 2% pada kuartal I-2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena tekanan di bisnis otomotif.
"Secara bottom line, kontraksi 2%. Masih ada sekitar enam bulan, kami optimistis bisa tumbuh," katanya di Hotel Fairmont, Selasa (5/6/2018).
"Semua orang berusaha bikin kendaraan, dan kirim ke diler," tambah Prijono.
Secara umum, persaingan sektor otomotif memang tengah sengit di tengah produktivitas pabrik yang belum maksimal.
Prijono mengungkapkan kapasitas terpasang pabrik di Indonesia mencapai 2,2 juta unit, namun penjualan hanya sekitar 1,1 juta unit.
Dia juga mengatakan Astra saat ini tengah menggenjot bisnis nonotomotif.
"Astra, 15-20 tahun lalu, [bisnisnya] hampir dominasi otomotif. Sekarang perlahan tapi pasti, berkurang. Kami genjot nontomotif. Sekarang [kontribusi] otomotif 42%, sisanya nontomotif," kata Prijono.
(ray/prm) Next Article Penjualan Mobil Astra Melonjak 67%
Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto mengatakan laba bersih perseroan turun 2% pada kuartal I-2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena tekanan di bisnis otomotif.
"Secara bottom line, kontraksi 2%. Masih ada sekitar enam bulan, kami optimistis bisa tumbuh," katanya di Hotel Fairmont, Selasa (5/6/2018).
Secara umum, persaingan sektor otomotif memang tengah sengit di tengah produktivitas pabrik yang belum maksimal.
Prijono mengungkapkan kapasitas terpasang pabrik di Indonesia mencapai 2,2 juta unit, namun penjualan hanya sekitar 1,1 juta unit.
Dia juga mengatakan Astra saat ini tengah menggenjot bisnis nonotomotif.
"Astra, 15-20 tahun lalu, [bisnisnya] hampir dominasi otomotif. Sekarang perlahan tapi pasti, berkurang. Kami genjot nontomotif. Sekarang [kontribusi] otomotif 42%, sisanya nontomotif," kata Prijono.
Prijono mengatakan perseroan saat ini juga mulai fokus mengembangkan bisnis digitial.
Adapun Astra juga telah menyuntikkan dana sekitar Rp 2 triliun ke Go-Jek yang merupakan aplikator transportasi online Februari lalu.
Adapun Astra juga telah menyuntikkan dana sekitar Rp 2 triliun ke Go-Jek yang merupakan aplikator transportasi online Februari lalu.
(ray/prm) Next Article Penjualan Mobil Astra Melonjak 67%
Most Popular