
Ramai Sentimen Positif, IHSG Dibuka Naik 0,32%
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 June 2018 09:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,32% ke level 6.002,98 pada perdagangan pertama di pekan ini, senada dengan bursa saham Kawasan regional yang juga memulai hari di zona hijau.
Sentimen positif memang mewarnai perdagangan IHSG hari ini. Dari sisi eksternal, pasca terancam menghadapi pemilu dadakan (snap election), Italia kini telah resmi memiliki pemerintahan baru.
Jelang akhir pekan lalu, dua partai populis di Italia yakni League dan Five Star Movement telah diberi lampu hijau oleh Presiden Sergio Mattarella untuk membentuk pemerintahan, dengan Giuseppe Conte ditempatkan sebagai Perdana Menteri.
Sebelumnya, rencana mereka untuk berkoalisi gagal setelah Mattarella menolak nominasi Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi. Mattarella menolak nominasi Savona karena sempat mengancam akan membawa Italia keluar dari Uni Eropa.
Kini, kedua partai tersebut mengusung Giovanni Tria sebagai Menteri Ekonomi yang baru. Pria berusia 69 tahun tersebut merupakan seorang profesor di bidang ekonomi yang dikenal sering menyuarakan kritiknya terhadap tata kelola ekonomi di wilayah Uni Eropa. Perbedannya, Tria belum pernah menyuarakan keluarnya Italia dari blok ekonomi pengadopsi mata uang Euro.
Kepastian yang kini tercipta dari Negeri Pizza membuat investor kembali bernafsu memburu aset-aset berisiko seperti saham.
Kemudian, rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un nampak akan benar-benar terealisasi. Pada hari Jumat kemarin (1/6/2018), Trump bertemu dengan pejabat tinggi asal Korea Utara Kim Yong Chol di Gedung Putih.
Pasca pertemuan tersebut, Donald Trump mengungkapkan bahwa ia berencana untuk bertemu dengan Kim Jong Un pada 12 Juni mendatang untuk mendiskusikan pemusnahan senjata nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara dan perdamaian antar kedua negara.
"Pertemuan yang baik, ini merupakan awal yang sangat bagus. Kami tidak akan menandatangani sesuatu pada 12 Juni, tetapi kami akan memulai sebuah proses. Saya katakan kepada mereka 'santai saja, kita bisa lakukan ini dengan cepat atau lambat'," papar Trump, yang menyebut Kim Yong Chol dengan sebutan orang terkuat nomor dua di Korea Utara.
Sebelumnya, rencana ini sempat dibatalkan secara sepihak oleh Trump lantaran pernyataan-pernyataan bernada permusuhan yang dilontarkan oleh Kim Jong Un.
Dari dalam negeri, kabar baik bagi pasar saham datang dari rilis data Nikkei Manufacturing PMI periode Mei yang sebesar 51,7, lebih tinggi dari capaian bulan April yang sebesar 51,6. Data ini menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di Indonesia: angka di atas 50 menandakan ekspansi di sektor manufaktur jika dbandingkan dengan periode sebelumnya.
Data ini menjadi penting mengingat sektor manufaktur merupakan sektor yang mempekerjakan banyak tenaga kerja (labor-intensive), sehingga perbaikan di sektor ini mengindikasikan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Kemudian, pelaku pasar menantikan rilis data inflasi periode Mei yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,26%, sementara inflasi secara YoY diproyeksikan sebesar 3,3%.
Jika ada kejutan dari data ini, persepsi mengenai membaiknya konsumsi rumah tangga bisa timbul dan mendorong harga saham-saham sektor barang konsumsi untuk naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Ditopang Sentimen Eksternal dan Internal, IHSG Menguat 0,78%
Sentimen positif memang mewarnai perdagangan IHSG hari ini. Dari sisi eksternal, pasca terancam menghadapi pemilu dadakan (snap election), Italia kini telah resmi memiliki pemerintahan baru.
Jelang akhir pekan lalu, dua partai populis di Italia yakni League dan Five Star Movement telah diberi lampu hijau oleh Presiden Sergio Mattarella untuk membentuk pemerintahan, dengan Giuseppe Conte ditempatkan sebagai Perdana Menteri.
Kini, kedua partai tersebut mengusung Giovanni Tria sebagai Menteri Ekonomi yang baru. Pria berusia 69 tahun tersebut merupakan seorang profesor di bidang ekonomi yang dikenal sering menyuarakan kritiknya terhadap tata kelola ekonomi di wilayah Uni Eropa. Perbedannya, Tria belum pernah menyuarakan keluarnya Italia dari blok ekonomi pengadopsi mata uang Euro.
Kepastian yang kini tercipta dari Negeri Pizza membuat investor kembali bernafsu memburu aset-aset berisiko seperti saham.
Kemudian, rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un nampak akan benar-benar terealisasi. Pada hari Jumat kemarin (1/6/2018), Trump bertemu dengan pejabat tinggi asal Korea Utara Kim Yong Chol di Gedung Putih.
Pasca pertemuan tersebut, Donald Trump mengungkapkan bahwa ia berencana untuk bertemu dengan Kim Jong Un pada 12 Juni mendatang untuk mendiskusikan pemusnahan senjata nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara dan perdamaian antar kedua negara.
"Pertemuan yang baik, ini merupakan awal yang sangat bagus. Kami tidak akan menandatangani sesuatu pada 12 Juni, tetapi kami akan memulai sebuah proses. Saya katakan kepada mereka 'santai saja, kita bisa lakukan ini dengan cepat atau lambat'," papar Trump, yang menyebut Kim Yong Chol dengan sebutan orang terkuat nomor dua di Korea Utara.
Sebelumnya, rencana ini sempat dibatalkan secara sepihak oleh Trump lantaran pernyataan-pernyataan bernada permusuhan yang dilontarkan oleh Kim Jong Un.
Dari dalam negeri, kabar baik bagi pasar saham datang dari rilis data Nikkei Manufacturing PMI periode Mei yang sebesar 51,7, lebih tinggi dari capaian bulan April yang sebesar 51,6. Data ini menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di Indonesia: angka di atas 50 menandakan ekspansi di sektor manufaktur jika dbandingkan dengan periode sebelumnya.
Data ini menjadi penting mengingat sektor manufaktur merupakan sektor yang mempekerjakan banyak tenaga kerja (labor-intensive), sehingga perbaikan di sektor ini mengindikasikan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Kemudian, pelaku pasar menantikan rilis data inflasi periode Mei yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,26%, sementara inflasi secara YoY diproyeksikan sebesar 3,3%.
Jika ada kejutan dari data ini, persepsi mengenai membaiknya konsumsi rumah tangga bisa timbul dan mendorong harga saham-saham sektor barang konsumsi untuk naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Ditopang Sentimen Eksternal dan Internal, IHSG Menguat 0,78%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular